Suara.com - Berdasarkan Asthma and Allergy Foundation of America, wanita hamil yang mengalami asma dibedakan menjadi tiga kategori. Di antaranya adalah pertama, wanita yang telah mendapatkan penanganan asmanya, kedua, wanita yang merasa tidak ada yang berubah dengan asmanya, dan yang terakhir adalah wanita yang merasa penyakit asmanya bertambah buruk.
Tiga kategori tersebut memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Yang perlu diperhatikan adalah ibu hamil yang mengalami asma akan memengaruhi bayinya.
Namun, berita baiknya adalah penyakit asma selama kehamilan bisa dikelola dengan perawatan yang tepat sehingga kemungkinan asma memengaruhi bayi bisa diminimalisasi.
Bagaimana asma bisa memengaruhi kehamilan?
Baca Juga: 5 Manfaat Cokelat untuk Ibu Hamil, Salah Satunya Cegah Preeklamsia
Dilansir dari thehealthsite, asma bisa menjadi 10 kali lebih berbahaya ketika terjadi pada wanita hamil. Serangan asma akan menurunkan oksigen pada wanita dan bisa memengaruhi bayi.
Seorang wanita dewasa dapat bertahan hidup tanpa oksigen selama bebera menit, tetapi janin tidak. Serangan asma bisa membuat sistem pernapasan ibu bekerja dua kali lebih keras, tetapi ia juga harus berusaha keras untuk menopang bayi.
Jika asma tidak ditangani dengan baik, akan muncul beberapa komplikasi, seperti penurunan pertumbuhan, berat lahir rendah, preeklamsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan), peningkatan risiko kelahiran prematur dan operasi caesar.
Bagaimana kehamilan memengaruhi asma?
Perubahan hormon merupakan hal yang umum terjadi pada wanita hamil. Hormon-hormon tersebut bisa memengaruhi hidung, sinus, paru-paru ibu.
Baca Juga: Peneliti: Stres pada Ibu Hamil Pengaruhi Mental dan Otak Anak
Tingginya kadar estrogen dalam tubuh dikaitkan dengan hidung tersumbat dan sesak napas. Seorang wanita yang mengalami asma dan tengah menanti buah hatinya harus waspada terhadap gejalanya. Dirasankan untuk segera menghubungi ahli setelah mengalami tanda pertama.