Suara.com - Pada Sabtu (26/10/2019) malam, Kartika Putri memberi kabar melalui unggahan Instagram bahwa buah hatinya, Khalisa Agnia Bahira, sedang dirawat di rumah sakit.
Setelah dikonfirmasi, ternyata Khalisa terkena penyakit kuning, sehingga dirinya harus di masukkan ke dalam kotak inkubator selama 48 jam untuk disinari cahaya biru.
"Khalisa sakit kuning diperiksa kadar bilirubin tinggi 17 jadi harus di inkubator selama 48 jam," kata Habib Usman, melalui pesan aplikasi WhatsApp, Minggu (27/10/2019).
Beruntungnya, Khalisa mampu melewati masa kritis. Hal ini pun dapat membuat Kartika tenang.
Baca Juga: Sudah Membaik, Bayi Kartika Putri Belum Bisa Pulang Karena Hal Ini
"Iya Alhamdulillah sekarang sudah tenang, saya tenangin soalnya kan anak pertamanya dia jadi dia panik," sambungnya.
Melansir BabyCenter.com, penyakit kuning disebabkan oleh tingginya kadar pigmen dalam darah (bilirubin) yang membuat kulit tampak kuning.
Sebenarnya hampir semua bayi yang baru lahir memiliki penyakit kuning, namun tidak selalu terlihat.
Dalam sebagian besar kasus, penyakit kuning tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi apabila kadar bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi, penyakit kuning dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf.
Meski tidak berbahaya, orangtua harus tetap konsultasi pada dokter apabila bayi yang baru lahir mengalami penyakit kuning lebih dari 24 jam.
Baca Juga: Bayi Kartika Putri & Habib Usman Terkena Sakit Kuning, Apa Penyebabnya?
Salah satu perawatan yang dianggap aman dan efektif adlah terapi fototerapi (terapi cahaya), seperti yang dilakukan pada buah hati Kartika Putri dan Habib Usman.
Fototerapi biasanya efektif, tetapi jika bayi mengalami kasus penyakit kuning yang parah, atau kadar bilirubinnya terus meningkat, ia mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif untuk transfusi darah.
Transfusi ini menggantikan beberapa darah bayi yang mengandung kadar bilirubin tinggi dengan darah berkandungan bilirubin normal.
Pilihan lainnya adalah dengan membungkus bayi dengan selimut serat optik yang disebut dengan bili-blanket atau bili-pad.