Studi Baru: Peneliti Temukan Antibodi yang Dapat Menyerang Segala Virus Flu

Sabtu, 26 Oktober 2019 | 08:05 WIB
Studi Baru: Peneliti Temukan Antibodi yang Dapat Menyerang Segala Virus Flu
Ilustrasi vaksin flu (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah antibodi yang disebut IG01 atau protein kekebalan yang mengenali dan menempel pada molekul asing ditemukan dalam sebuah penelitian baru.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, ditemukan antibodi ini dapat mencegah semua 12 strain virus flu, baik pada manusia atau non-manusia, dari replikasi dan menyebar ke seluruh tubuh.

Tim yang dipimpin oleh Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St Louis, Missouri, mengatakan temuan itu dapat mengarah pada vaksin universal yang melindungi manusia dari semua jenis influenza.

"Setiap tahun kita harus merancang dan memproduksi vaksin baru untuk mencocokkan jenis yang paling umum tahun itu," tutur pendamping penulis Dr Ali Ellebedy, asisten profesor patologi dan imunologi di Washington University, kepada DailyMail.com.

Baca Juga: Peneliti Temukan Vaksin Baru untuk Cegah Kanker Payudara, Begini Hasilnya!

Antibodi IG01 ini, awalnya ditemukan dalam darah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Barnes-Jewish di St Louis, pada musim dingin 2017.

Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]
Ilustrasi Vaksin [Shutterstock]

Dr Ellebedy memperhatikan sampel darah tidak hanya mengandung antibodi yang memerangi hemagglutinin, protein utama yang ditemukan pada permukaan virus influenza, tetapi tiga antibodi lain.

Rekannya di Sekolah Kedokteran Icahn, Mount Sinai, New York City, menguji sampel dan menemukan IG01 dapat memblokir protein di semua virus flu.

Ini adalah temuan baru karena umumnya antibodi hanya melawan satu subtipe flu, seperti H1N1 (flu babi), tetapi tidak pada semua subtipe.

"Meskipun sakit, kami bisa menyelamatkan tikus-tikus itu. Dan antibodi bekerja, bahkan ketika kami memberikan antibodi pada mereka tiga hari setelah terinfeksi," sambung Ellebedy, menjelaskan antibodi ini dapat diberikan lebih dari 24 jam setelah tikus terinfeksi.

Baca Juga: Wow, Penyanyi Gaek Ini Samakan Operasi Plastik dengan Vaksin Flu

Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)
Ilustrasi menderita flu, pilek dan batuk. (Shutterstock)

Berbeda dengan Tamiflu, obat yang saat ini banyak digunakan untuk infeksi flu parah, yang harus diberikan maksimal 24 jam setelah terinfeksi.

“Kami tahu di mana (antibodi) menyerang dan itu memungkinkan kami untuk menyesuaikan vaksin agar dapat menginduksi antibodi tertentu secara optimal. Kami tidak berpikir vaksin saat ini dapat melakukannya," tandas Ellebedy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI