Suara.com - Pada 10 Mei 2019, pengguna Twitter @skxllcity mencuit sesuatu dengan tujuan untuk memperingatkan dampak potensial dari depresi dan kecemasan, yaitu kehilangan memori.
Cuitan tersebut mendapat respons lebih dari 170.000 suka, dan lebih dari 50.000 retweet. Banyak juga orang yang membalas cuitan itu dengan menceritakan pengalaman mereka terkait penyakit mental.
Hingga 20 Oktober 2019 kemarin, cuitan tersebut kembali ramai diperbincangkan.
"Mengapa tidak ada orang yang berbicara fakta bahwa depresi dan kecemasan dapat mengakibatkan hilangnya memori?," cuit akun @skxllcity, yang kemudian dicuit ulang oleh akun-akun lain.
Baca Juga: Dikira Depresi karena Gambar Hal Aneh, Penjelasan Sang Murid Bikin Tertawa
Melansir Vice.com, depresi dan kecemasan adalah dua dari gangguan kesehatan mental yang paling umum.
Berdasarkan penelitian, depresi berkaitan dengan kehilangan memori jangka pendek, dan gangguan kecemasan dikaitkan dengan kesenjangan memori dalam jangka waktu lama.
Hal ini disebabkan oleh kelelahan otak akibat respons stres otak yang aktif ketika seseorang cemas.
Depresi dan kecemasan juga terkait dengan gangguan tidur, yang dapat memperburuk masalah memori akibat rendahnya kualitas tidur. Hal ini tentu memengaruhi kemampuan otak untuk fokus dalam menyerap dan mengingat informasi, menurut WebMD.
Untungnya, melansir Allure, kehilangan memori terkait trauma atau penyakit mental belum tentu permanen dan dapat dikurangi dengan bantuan profesional kesehatan mental.
Baca Juga: Tekanan Kerja dari Kecil, Pemicu Ariel Tatum Idap Depresi Akut