3. Persalinan lama
Tahap persalinan pertama meliputi fase laten (persalinan dini), fase aktif, dan fase transisi. Tetapi terkadang fase-fase ini tidak terjadi secepat yang seharusnya.
"Persalinan laten yang berkepanjangan bisa melelahkan dan terkadang membuat frustrasi calon ibu, tetapi jarang menyebabkan komplikasi dan tidak boleh menjadi indikasi untuk kelahiran sesar," jelas Landry.
4. Robeknya vagina (Ruptur perineum)
Baca Juga: Jangan Percaya, Induksi Tidak Meningkatkan Risiko Melahirkan Caesar
Perineum, daerah antara vagina dan anus, dapat robek saat persalinan apabila lubang vagina tidak cukup lebar.
"Sekitar 90 persen wanita mengalami robekan vagina selama persalinan. Robekan tingkat pertama atau kedua mungkin hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil dalam beberapa minggu, namun robekan tingkat ketiga atau keempat membutuhkan waktu lebih dari beberapa minggu untuk sembuh," imbuh Landry.
5. Retensi plasenta
Keluarnya bayi bukanlah akhir dari persalinan. Biasanya beberapa wanita akan mengalami retensi plasenta, atau kondisi ketika plasenta masih berada di dalam rahim.
"Hal yang normal saat mengalami kontraksi untuk melanjutkan postpartum, karena tubuh perlu mengeluarkan plasenta dari rahim. Kontraksi juga diperlukan untuk mengurangi jumlah pendarahan postpartum," sambung Landry.
Baca Juga: Minim Peran Suami, Bikin Baby Blues yang Dialami Ibu Melahirkan Kian Parah
"Pengeluaran plasenta sering terjadi dengan sendirinya dalam 30 menit setelah persalinan karena plasenta terpisah dari dinding rahim dan didorong keluar dengan kontraksi," lanjutnya.