Suara.com - Aktris cantik Ariel Tatum mengatakan dirinya mengidap gangguan kepribadian, yaitu Borderline Personality Disorder (BPD).
Ariel mengaku faktor penyebab gangguan kepribadiannya ini adalah tekanan pekerjaan sebagai seorang public figure serta body shaming yang diterimanya.
"Tekanan (kerja dari kecil) menurut aku iya, seperti yang tadi aku bahas dari body shaming tekanan banget menurut aku. Aku ada di dunia industri dari aku 5 SD," kata Ariel Tatum, Sabtu (19/10/2019).
Tidak hanya itu, komentar negatif dari lingkungannya juga memengaruhi kondisinya ini.
Baca Juga: Ariel Tatum Akui Mengidap Gangguan Kepribadian BPD, Apa Gejalanya?
"Waktu itu aku iklan. Terus aku main film drama musikal pas aku SD udah mulai temen aku gosip-gosip. Muncul Twitter, muncul My Space dan lain-lain udah pada body shaming itu salah satu faktor," sambungnya.
Berdasarkan Mayo Clinic, boderline personality disorder merupakan gangguan yang berdampak pada cara seseorang berpikir dan merasakan tentang diri sendiri serta orang lain.
Gangguan ini dapat menyebabkan masalah fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk masalah citra diri, kesulitan mengelola emosi dan perilaku, dan pola hubungan yang tidak stabil.
Gangguan kepribadian ini umumnya sering disalahpahami dengan gangguan bipolar. Padahal kedua kondisi ini sangat berbeda.
Untuk memahami BPD, berikut fakta-faktanya yang dilansir dari Self.com.
Baca Juga: Sosok yang Kuatkan Ariel Tatum saat Depresinya Kambuh
1. BPD sering menyebabkan gejala seperti perubahan suasana hati yang ekstrem dan ketidakpastian dalam cara seseorang memandang diri sendiri serta orang lain.
Misalnya, semua orang tentu takut ditinggalkan seseorang yang disayangi. Orang dengan BPD akan merasa takut secara intens hingga mereka sulit memercayai orang lain dan secara sengaja akan menghindari orang-orang ini dari kehidupan mereka.
2. Orang dengan BPD seringnya memiliki kondisi kesehatan mental lain.
Menurut The National Comorbidity Survey Replication, 84,5% responden dengan BPD juga memiliki gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan.
Kondisi ini bervariasi pada masing-masing orang, sehingga dokter sulit mengenali BPD.
3. Orang dengan BPD berisiko melukai diri sendiri dan bunuh diri karena campuran emosi yang kuat dan impulsif.
Seiring dengan melukai diri sendiri, ide bunuh diri dan perilaku dan secara signifikan lebih lazim di antara orang-orang dengan BPD, menurut National Institute of Mental Health.
4. Pengobatan lini pertama untuk BPD adalah terapi.
Salah satu metodenya adalah terapi perilaku dialektik (DBT). Terapi ini menggabungkan penerimaan dan perhatian dari keadaan emosional seseorang dengan keterampilan mengatasi emosi-emosinya.
Terapi perilaku kognitif (CBT), yang dapat membantu orang dengan BPD mengidentifikasi dan mengelola emosi dan perilaku mereka, adalah pilihan umum lainnya.