Jangan Percaya, Induksi Tidak Meningkatkan Risiko Melahirkan Caesar

Minggu, 20 Oktober 2019 | 16:15 WIB
Jangan Percaya, Induksi Tidak Meningkatkan Risiko Melahirkan Caesar
Ilustrasi seorang ibu melahirkan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan wanita yang ingin melahirkan normal percaya bahwa induksi akan meningkatkan peluang lahir secara caesar.

Sampai baru-baru ini, sejumlah besar penelitian tampaknya membenarkan gagasan tersebut. Namun sebuah analisis pada 2015 yang dilakukan oleh Thomas Jefferson University di Philadelphia, Pennsylvania, menunjukkan hal sebaliknya.

"Semua penelitian yang menunjukkan peningkatan untuk caesar menggunakan (metode) retrospektif, dan kualitasnya lebih rendah dibandingkan dengan uji coba acak dan meta-analisis uji coba acak," kata Vincenzo Berghella, M.D., director of maternal fetal medicine and a professor of obstetrics and gynecology di Thomas Jefferson University.

Dalam penelitian yang ditulis oleh Berghella, timnya tidak menemukan hubungan apapun antara induksi dengan operasi caesar, khususnya pada ibu hamil bayi tunggal.

Baca Juga: Walau Berkaitan dengan Autisme, Persalinan Caesar Tak Perlu Dihindari

Bagi wanita yang diinduksi pada usia kehamilan 39 minggu, risiko melahirkan secara caesar tidak lebih besar dari wanita yang diinduksi pada kehamilan 40 minggu.

Ilustrasi perempuan melahirkan (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan melahirkan (Shutterstock)

Faktanya, induksi yang dilakukan pada minggu sebelumnya justru dapat membuat kehilangan darah lebih sedikit daripada yang tidak diinduksi (dengan jumlah minimal 50ml).

Meski begitu, Berghella menyarankan untuk tidak induksi sebelum usia 39 minggu.

"Untuk menunggu setidaknya 39 minggu jika tidak ada indikasi untuk induksi," sambungnya.

Sampai saat itu, kita boleh sedikit panik ketika memikirkan induksi, tulis Parents.

Baca Juga: Bayi Masih Sungsang, Ayu Dewi Disarankan Dokter Operasi Caesar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI