Stop Mager! Risikonya Lebih Bahaya dari Merokok Lho!

Kamis, 17 Oktober 2019 | 20:53 WIB
Stop Mager! Risikonya Lebih Bahaya dari Merokok Lho!
Spesialis Kedokteran Olahraga, Dr. Andi Kurniawan Sp.KO. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stop Mager! Risikonya Lebih Bahaya dari Merokok Lho!

Zaman yang serba instan jadi bumerang untuk kesehatan, khususnya membuat banyak orang malas bergerak alias mager dan lebih banyak duduk. Khususnya kota besar di jalan selalu bermacet ria, di kantor duduk depan komputer, bahkan sampai di rumah asik duduk depan televisi ber jam-jam.

Mirisnya sebuah penelitian yang cukup terkenal diungkap Spesialis Kedokteran Olahraga, Dr. Andi Kurniawan Sp.KO mengatakan banyak duduk lebih berbahaya dibanding dengan risiko merokok. Bahkan duduk menimbulkan risiko kematian lebih tinggi dibanding rokok.

"Gaya hidup tidak aktif punya masalah kesehatan cukup banyak, jurnal terkenal menyebut 'Sitting is new smoking', duduk adalah gaya rokok terbaru. Rokok turunkan harapan hidup 11 menit, kalau duduk 22 menit turunkan harapan hidup," ujar Dr. Andi dalam acara Rexona Manchester City Trophy Tour 2019 di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019)

Baca Juga: Bikin Mager, Menikmati 4 Pantai Cantik Khas Lombok

Dr. Andi menjelaskan harapan hidup jadi menurun lantaran tubuh yang tidak berkeringat membuat tubuh melawan respon alam. Saat tidak berkeringat tubuh tidak berkontraksi, akibatnya perlahan fungsi tubuh akan berkurang dan susah bergerak.

"Kita harus banyak bergerak tubuh berkeringat, itu risiko fisiologis respon alam tubuh berkontraksi. Keringat adalah respon tubuh menurunkan panas," jelas Dr. Andi.

"Ibarat sebuah mobil, ia adalah radiator alami dari tubuh untuk menurunkan suhu badan setelah berolahraga," lanjutnya.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menyebutkan adanya penurunan aktivitas fisik oleh masyarakat sebesar 17 persen. Ada sebanyak 26,1 persen di 2013 masyarakat yang kurang beraktivitas fisik, sedangkan 2018 jumlahnya meningkat menjadi 33,5 persen.

"Tiga hal yang sering menjadi alasan bagi mereka untuk tidak bergerak rutin termasuk berolahraga adalah tidak ada waktu, tidak punya peralatan yang memadai dan takut berkeringat, padahal terlalu mager itu akibatnya lebih bahaya dari merokok," pungkasnya.

Baca Juga: Bikin Mager, Menilik Pesona Pantai Watu Leter Malang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI