Suara.com - Studi: Mengencangkan Suara saat Marah Baik untuk Kesehatan Perempuan
Kebanyakan orang lebih memilih diam atau menyembunyikan perasaan mereka saat memiliki masalah dengan orang lain. Mereka cenderung takut untuk mengekspresikan emosi mereka yang sebenarnya karena tak mau memulai perselisihan, menjadi penyebab pertengkaran, atau bahkan putus hubungan.
Meski terkadang pilihan ini baik, tapi tahukah jika Anda berisiko mengalami stres ataupun depresi karena tindakan tersebut? Hal inilah yang membuat banyak ahli menyampaikan agar sebaiknya kita mengkomunikasikan semua yang kita rasakan dan pikirkan. Ini dapat membantu kita melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda.
Salah satunya adalah dengan mengencangkan suara kita dari biasanya. Ya, dilansir dari Bright Side menaikkan volume suara Anda tidak selalu merupakan ide yang buruk. Terkait hal ini, The North American Menopause Society (NAMS) melakukan penelitian dengan mengevaluasi 304 perempuan menikah yang baru akan mulai memasuki masa menopause dan setelah menopause.
Mereka melaporkan mengalami perasaan tertentu tentang menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka, seperti membungkam diri sendiri untuk menghindari kerusakan hubungan. Jenis perilaku ini ternyata dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti sembelit, peningkatan kadar kolesterol, depresi, dan obesitas.
Baca Juga: 5 Alasan Orang Mudah Marah, Salah Satunya Alami Gangguan Kecemasan
Salah satu poin yang diukur para peneliti adalah frekuensi di mana para perempuan ini mengalami kemarahan atau ledakan euforia. Kondisi ketika mereka mampu mengeluarkan emosi mereka dengan menaikkan volume suara mereka dan secara verbal menyatakan apa yang membuat mereka merasa frustrasi.
Mereka yang menunjukkan perilaku ini lebih sering diidentifikasi memiliki kesehatan yang lebih baik daripada mereka yang tidak. Mereka juga mendapatkan manfaat psikologis dari hal ini juga mencegah mereka mengalami hal-hal negatif dari keadaan emosional ini.
Menahan apa yang ingin Anda katakan dan pikirkan adalah perilaku yang terkait dengan sensitivitas. Kondisi ini memicu tingkat stres yang terkait erat dengan penurunan harapan hidup pada lelaki dan perempuan di seluruh dunia. Selama masa ini, tekanan darah dan kadar glukosa naik, sehingga kemungkinan Anda bisa mengembangkan kondisi kardiovaskular.
Meskipun berteriak atau mengencangkan suara saat marah bisa melepaskan emosi negatif yang membebaskan, kita juga harus mempertimbangkan bahwa itu memungkinkan tidak membantu hubungan kita. Untuk itu sebaiknya Anda tetap menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang di sekitar Anda. Lihat situasi dan kondisi jika Anda ingin mengencangkan suara saat marah.
Baca Juga: Masih Marah, Dhawiya Belum Mau Jenguk Suami yang Kasus Narkoba