Suara.com - Cegah Obesitas, Penggemar Boba Jangan Lupa Olahraga Ya!
Tren minuman manis kekinian dengan topping boba kini kian digemari. Tak ayal, pecandu minuman boba bisa berkali-kali mengkonsumi minuman jenis ini dalam sehari.
Bagaimana tidak, rasa manis, kenyal, dan segar memang menyatu di mulut, lidah, dan tenggorokan. Pas sekali untuk melepas dahaga di tengah teriknya cuaca Jakarta.
Namun, di balik nikmatnya minuman boba, ternyata menyimpan kalori tinggi. Satu porsi minuman boba disebut setara dengan konsumsi satu porsi makan siang, tetapi kandungan gizi dan nutrisinya lebih rendah.
Baca Juga: Batasi Jan Ethes Minum Boba, Gibran: Bukan Asli Indonesia
Itulah mengapa sebagian pakar kesehatan menganggap boba sebagai salah satu pemicu obesitas. Lalu, apa kata pemilik warung boba terkait klaim ini?
Dikatakan oleh Donny Pramono Ie, selaku CEO dan Founder Sour Sally Group, risiko seseorang mengalami obesitas karena konsumi boba sangat tergantung pada individunya. Ada yang rentan alias mudah gemuk, namun ada pula yang tidak.
"Tergantung bagaimana kondisi tubuh orangnya. Saya setiap hari dikirimi minuman boba satu, saya minum, dan coba lihat, apakah saya obesitas? Kan masih normal bobot tubuhnya," ujar Donny kepada Suara.com saat peluncuran outlet Gulu-Gulu Star di kawasan Jakarta Barat, Rabu (16/10/2019).
Menurutnya, mengkonsumsi minuman boba boleh-boleh saja, tetapi bijaksana dalam hal porsi. Dan, imbangi pula dengan gaya hidup sehat lain.
"Satu hari satu gelas masih aman. Kalau bisa tetap olahraga dan banyak gerak. Konsumsi juga makanan sehat lainnya," tukas Donny.
Baca Juga: Bikin Ngiler, McDonalds Filipina Rilis Milk Tea McFloat dengan Toping Boba