Perjuangan Marshanda Setelah Didiagnosis Bipolar, "Ngerti kan Beratnya?"

Rabu, 16 Oktober 2019 | 16:30 WIB
Perjuangan Marshanda Setelah Didiagnosis Bipolar, "Ngerti kan Beratnya?"
Marshanda. [suara.com/Wahyu Tri Laksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Marshanda, termasuk salah satu selebriti yang terbuka dengan kondisi kesehatan jiwanya dan ia mengaku ingin menyadarkan masyarakat betapa pentingnya hal-hal yang berkaitan dengan topik tersebut.

Bahkan, wanita yang kerap disapa Caca ini berani terbuka tentang pengalamannya saat didiagnosis dengan bipolar disorder atau gangguan bipolar.

"Jadi gue pertama kali didiagnosa bipolar disorder itu 2009. Nah gue lebih ke denial, gue enggak mau terima kalau gue punya mental illness dan itu sampek 4 tahun," cerita caca, dalam tayangan vlog 'Superwoman yang Sakit Mental', pada 10 Oktober 2019 lalu.

Padahal, imbuh Caca, saat itu keluarga dan orang-orang di sekitarnya sudah mulai menerima kondisinya.

Baca Juga: Belajar dari Marshanda, Begini Caranya Mengatasi Depresi

Sedangkan dirinya belum dapat menerima sehingga ia jarang memeriksakan kondisinya ke dokter. Akibatnya, kondisinya saat itu menjadi tidak stabil.

Marshanda ceritakan perjuangannya setelah didiagnosis Bipolar Disorder (YouTube/Marshed)
Marshanda ceritakan perjuangannya setelah didiagnosis Bipolar Disorder (YouTube/Marshed)

Hingga sang ibu, Riyanti Sofyan, sering mengirim email yang berkaitan dengan kondisi jiwanya.

"Nyokap gue sering ngirim email, kayak newsletter tentang edukasi bipolar disorder, enggak pernah ada yang gue buka," lanjutnya.

Caca mengaku saat itu sangat tidak percaya dirinya memiliki penyakit jiwa karena selama ini ia merasa kuat dan sehat.

"Ngerti kan betapa beratnya itu bisa gue terima?"

Baca Juga: Marshanda Pernah Alami Depresi, Apakah Anak Bisa Ikut Merasakannya?

Berkaca dari pengalamannya, Caca mengaku termovitasi untuk menyadarkan masyarakat karena menurutnya di Indonesia kesehatan jiwa masih dipandang sebelah mata.

"Di Indonesia tuh baru mulai emerging gitu loh, kesadaran orang tentang hal-hal kayak gini dan gue lebih menyuarakan lebih banyak aja."

Jika dibandingkan di Amerika atau Eropa, di Indonesia masih berbentrokan dengan stigma ketika melihat seseorang pergi ke psikiater. Padahal, menurut Caca, ini adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan semua orang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI