Suara.com - Aktris Danielle Fishel mengatakan dirinya pernah merasa sangat bersalah ketika kesehatan buah hatinya memburuk yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit beberapa kali.
Fishel melahirkan putranya, Adler Lawrence, empat minggu lebih awal sebelum HPL pada Juni lalu. Putranya harus segera dilahirkan lantaran paru-parunya terisi cairan.
Selama 11 hari setelah dilahirkan, Adler masih tetap diberi ASI oleh Fishel. Namun kondisinya justru tidak membaik, cairan di paru-paru Adler malah makin menumpuk.
Akhirnya, Adler pun diberi susu formula setelah kejadian tersebut.
Baca Juga: Sakit Mata, Artis Ini Pakai Tetesan ASI Istri sebagai Obat
Dua bulan setelah putranya dibolehkan keluar dari rumah sakit, dokter menyarankan Fishel untuk kembali memberi putranya ASI.
Namun, kondisi yang sama terulang. Paru-paru Adler kembali terisi cairan yang menumpuk.
Akibatnya, Fishel pun merasa sangat bersalah karena ia menganggap dirinya lah yang membuat kondisi kesehatan Adler memburuk.
"Tidak pernah terpikir olehku, karena air (ketuban) pecah terlalu dini hingga membuat sesuatu lain terjadi," kata Fishel dalam wawancara program televisi Good Morning America, Senin (14/10/2019).
Dokter di Children's Hospital Los Angeles pun mendiagnosis Alder mengalami chylothorax. Ini adalah kondisi di mana cairan limfatik menumpuk di ruang antara dinding dada dan paru-paru.
Baca Juga: Seleb Pria Ini Obati Mata Merah Pakai ASI Istrinya, Bisakah Mengatasinya?
Chylothorax ini menyebabkan penderitanya sulit bernapas, hingga menderita batuk parah serta nyeri dada.
Kondisinya sangat jarang sehingga tidak diketahui berapa banyak bayi baru lahir yang mengalaminya, tetapi sekitar 10 persen kasus fatal, menurut Daily Mail.
Ternyata, cairan di dalam paru-paru Adler disebabkan oleh zat-zat berlemak dalam susu.
Pada Agustus, ketika Adler berusia sekitar enam minggu, dokter mengatakan Fishel bisa mencoba memberinya ASI lagi.
Tetapi sayangnya pada September, ketika Adler menjalani pemeriksaan rutin, hasil rontgen memperlihatkan paru-parunya kembali terisi cairan.
Oleh karena itu, hingga kini Fishel masih merasa bersalah.
"Mengapa ASI-ku menyakiti anakku sendiri? Apakah bayiku alergi padaku?," kata Fishel, masih dalam wawancara tersebut.
Meski begitu, Fishel menyadari ia telah melakukan semua hal terbaik untuk putranya dan ia merasa beryukur atas hal itu.