Suara.com - Anak-anak, begitu mereka mulai bersekolah, rentan mengalami berbagai penyakit infeksi. Bukan karena daya tahan tubuhnya menurun, melainkan karena anak mulai terpapar lingkungan luar yang mungkin tak sehigienis lingkungan rumah.
Oleh karena itu, ditekankan dr. Kanya Fidzuno, SpA, sangat penting menjaga lingkungan sekolah yang sehat. “Untuk menjaga kesehatan anak, tentu perlu didukung dengan lingkungan yang sehat, mulai dari rumah, sekolah, hingga lingkungan masyarakat yang lebih luas. Sekolah merupakan salah satu lingkungan di mana anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan berinteraksi. Namun di saat yang bersamaan, risiko tertular penyakit juga semakin tinggi. Untuk itu perlu selalu dijaga kondisi tubuh yang sehat dan kebiasaan yang baik, untuk mencegah tubuh terserang kuman seperti cuci tangan pakai sabun,” kata dr. Kanya saat ditemui di perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia bersama Lifebuoy di SDN 01 Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Cuci tangan pakai sabun, menurut dr. Kanya, merupakan cara yang paling mudah, murah, dan efektif dalam mencegah penyakit. Salah satu penyakit yang sering timbul karena lalai mencuci tangan pakai sabun adalah diare. Bahkan menurut data UNICEF tahun 2018, sebanyak 440.521 anak di dunia meninggal karena diare. Penyakit diare adalah salah satu dari penyakit yang sering diderita oleh anak sekolah.
Melihat fenomena yang semakin kuatnya kuman yang berevolusi, semakin dibutuhkannya peran dan kerjasama orangtua untuk menerapkan perilaku sehat cuci tangan memakai sabun sejak dini dimulai dari lingkungan rumah.
Baca Juga: Cuci Tangan Pakai Sabun Lebih Efektif Bunuh Kuman Dibanding Hand Sanitizer
Pentingnya peran kedua orangtua juga disuarakan oleh Titi Kamal dan Christian Sugiono, yang merupakan Brand Ambassador Lifebuoy.
“Sebagai seorang ibu, tentu saya ingin Juna dan Kai selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Untuk itu saya selalu menjaga asupan makanan mereka, dan yang penting lagi adalah membiasakan kebiasaan sehat. Seperti cuci tangai pakai sabun dan menjaga kebersihan tubuh,” ujar Titi Kamal.
Hal itu juga ditambahkan oleh Christian Sugiono, yang berkata bangga bahwa istrinya selalu menempatkan kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam kehidupan keluarga. “Saya bangga melihat Titi sebagai ibu yang selalu menempatkan kesehatan sebagai salah satu faktor terpenting bagi keluarga kami. Saya juga mengerti betapa pentingnya kerjasama dalam membangun kebiasaan baik dan sehat bagi anak-anak di rumah. Sehingga dia akan membawa kebiasaan baik itu ke luar rumah, dan akan menjadi contoh baik bagi teman-temannya. Tentu hal ini akan menambah kebanggaan tersendiri untuk kami.”
Komitmen Lifebuoy dalam edukasi cuci tangan pakai sabun sendiri sejalan dengan program Pemerintah dalam penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PBHS). Sedangkan salah satu fokus Lifebuoy dalam menjangkau lingkungan sekolah, merupakan kontribusi dalam upaya inisiatif Sekolah Sehat yang diusung pemerintah dengan membantu pembinaan dan pengembangan Usaha Kesahatan Sekolah (UKS).
Lifebuoy telah memfasilitasi edukasi cuci tangan pakai sabun di lebih 8.200 sekolah dasar serta pesantren yang tersebar di 64 kota dan kabupaten di 11 provinisi melalui pelatihan guru dan pelibatan dokter kecil dalam Program Sekolah Sehat Unilever.
Baca Juga: Heboh Hepatitis A di Pacitan, Dokter Tekankan Pentingnya Cuci Tangan
“Lifebuoy menyadari bahwa untuk membuat ekosistem yang sehat bagi anak baik di rumah, sekolah, rumah sakit, dan berbagai lingkungan masyarakat lainnya, tentu kerjasama dan kontribusi semua pihak sangat dibutuhkan. Dan mari kita bersama-sama antar anak sehat Indonesia ke sekolah,” tutup Maulani Affandi selaku Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia. (Aflaha Rizal)