Depresi Jadi Penyebab Bunuh Diri Terbanyak, dr Fidiansyah: Budayakan Curhat

Selasa, 15 Oktober 2019 | 12:10 WIB
Depresi Jadi Penyebab Bunuh Diri Terbanyak, dr Fidiansyah: Budayakan Curhat
Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia jatuh pada tanggal 10 September. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kasus meninggalnya mantan anggota girl band f(x), Sulli, pada Senin (14/10/2019), seakan kembali menggugah kesadaran masyarakat akan banyaknya kasus bunuh diri di dunia.

Menurut psikiater sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI, dr Fidiansyah, Sp.Kj, hingga kini depresi masih menjadi masalah kejiwaan paling banyak yang berakhir pada tindakan bunuh diri.

Sebab, ketika seseorang depresi, mereka merasa tidak memiliki jalan keluar.

"Makanya keluarga harus aware terhadap keluhan-keluhan yang dialami oleh penderita," ujar dr Fidiansyah, saat melakukan siaran langsung melalui akun Instagram Kemenkes, Kamis (10/10/2019).

Baca Juga: Sulli Eks f(x) Diduga Depresi Karena Cyberbullying, Kenapa Artis Rentan?

Ia menambahkan, tanda awal dari kondisi jiwa berasal dari hal-hal yang bersifat umum, seperti tidur, makan atau aktivitas sehari-hari.

"Kalau kita tidak mendapatkan suatu kondisi tidur yang tak semestinya, maka itu sudah merupakan tanda awal. Dan itu perlu coba ditelusuri (penyebabnya). Termasuk tidak tidur karena isi kepala masih memikirkan masalah yang belum terselesaikan," jelasnya.

dr Fidiansyah menjelaskan tentang pencegahan bunuh diri (Instagram/kemenkes ri)
dr Fidiansyah menjelaskan tentang pencegahan bunuh diri (Instagram/kemenkes ri)

Salah satu cara untuk menghindari depresi adalah dengan mencurahkan isi hati. Inilah, kata Fidiansyah, fungsi dari media sosial yang sebenarnya dapat dijadikan wadah untuk mencurahkan isi hati dan berbagi dengan orang lain.

"Mari kita budayakan untuk curhat pada kondisi apapun, agar dia menjadi pereda dari situasi emosional yang kita simpan sendiri lalu kita berbagi," ajaknya.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir ada 800.000 kasus tentang bunuh diri setiap tahunnya di dunia. Artinya, setiap 40 detik ada satu orang yang melakukan tindakan tersebut.

Baca Juga: Depresi Berat, Deretan Artis Korea Ini Meninggal Tahun 2019

Sedangkan di Indonesia, Fidiansyah mengatakan setidaknya ada lima orang bunuh diri dalam sehari. Tragisnya, tindakan ini lebih banyak dilakukan oleh anak muda di usia produktif.

"Usia paling banyak (melakukan) bunuh diri itu 15 sampai 29 tahun, generasi milenial," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI