3. Olahraga
Meski kata dia, dengan defisit kalori saja berat badan bisa turun, namun karena sudah berniat memperbaiki pola makan yang lebih sehat, maka sebaiknya imbangi dengan olahraga.
"Olahraga yang ringan dulu seperti jogging outdoor, sit up, HIIT Cardio, seminggu dua atau tiga kali. Tapi saya sampai saat ini belum nyoba fitness/gym, hehe..," tulisnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan mengenai intensitas olahraganya yang semakin lama semakin meningkat. "Awalnya jogging santai cuma 4 putaran stadion, bisa ditingkatkan jadi 8 putaran dalam 30 menit. Gak ngoyo banget, yang penting gerak! Dan ternyata dengan diimbangi olahraga, weight loss/fat loss makin terbantu."
Baca Juga: Diet Khusus Kanker Payudara, 4 Makanan Ini Baik untuk Mencegahnya!
4. Berhenti ngemil
Banyak camilan yang kalorinya besar, sehingga kata Krisna perlu dikurangi. Ngemil buah boleh, tapi jangan berlebihan, karena bagaimanapun juga dalam buah terdapat kandungan gula.
Ada beberapa makanan yang ia hindari atau kurangi untuk mengemil, seperti gorengan, makanan bersantan, keripik dan segala jenis kerupuk, roti, kue kering, dan olahan tepung dan gula lainnya, camilan dengan MSG, makanan cepat saji, hingga minum-minuman manis atau soda.
"Olahraga rajin tapi ngemil sembarangan jalan terus, ya sulit untuk weight loss/fat loss. Intinya, untuk weight loss itu, kalori masuk < kalori keluar," tekan dia.
5. Konsisten
"Kalau sudah dimulai (dietnya), biasanya ujian berikutnya adalah konsisten, disiplin, dan jangan menyerah. Saya sendiri masih belajar, dan terus belajar menjaga pola makan yang lebih sehat, yang bisa diterapkan seterusnya," tulis dia.
Baca Juga: Selain Menyehatkan, Diet Mediterania Juga Bisa Bantu Selamatkan Bumi
Krisna juga menekankan jika tidak ada yang instan, khususnya dalam usaha penurunan berat badan karena semuanya butuh proses. Paling tidak tiga bulan untuk melihat hasilnya, itu jika kamu konsisten.
"Baru 2 minggu nyoba diet tapi berharap berat badan turun banyak ya lumayan sulit. Sabar! Kalo mau yang instan ya sedot lemak," kata dia.