Suara.com - Penderita Oftalmopati Graves Berdampak pada Penurunan Kualitas Hidup
Penyakit tiroid merupakan penyakit gangguan yang disebabkan oleh kelainan bentuk fungsi kelenjar tiroid. Penyakit tersebut lebih sering terjadi pada wanita dan bukan penyakit yang menular.
Prof. Dr. Imam Subekti, lewat pidatonya di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia, Sabtu 12 Oktober 2019 menyebut penyakit tiroid merupakan masalah yang besar.
“Karena pentingnya peran hormon Tiroid, maka hormon Tiroid disebut hormon untuk kehidupan,” ucap Prof. Imam saat membuka pidato.
Baca Juga: Gangguan Tiroid Ancam Usia Produktif, Waspada Gejalanya Sejak Dini
Di antara penyakit di bidang tiroid, Graves menempati posisi penting untuk mengingat jumlahnya yang sekitar seperempat dari keseluruhan kasus Tiroid.
Bahkan, merupakan penyebab sebagian besar dari kasus hipertiroidisme.
Apabila penyakit Graves disertai tanda dan gejala mata, atau yang disebut OG yang nyata, akan berdampak buruk dan menurunkan kualitas hidup.
Riset kesehatan dasar toriskesjas kementrian dasar Republik Indonesia, tahun 2013 melaporkan angka Tiroid diperoleh dengan wawancara sebesar 0,4 persen atau sekitar 700.000 penduduk di atas 15 tahun.
Juga data di RSCM menyebutkan, ada angka sekitar 26% hipertiroidisme dari seluruh pasien dengan kelainan tiroid yang berobat di rumah sakit Cipto.
Baca Juga: Kenali 2 Faktor Pemicu Kanker Tiroid, Wanita Lebih Berisiko
"Oftalmopati merupakan kelainan ekstra tiroid pada penyakit Graves yang paling sering ditemukan. Mulai dari yang ringan hingga berat. Pasien Graves yang mengalami kelainan mata atau Oftalmofati dalam berbagai bentuk, selain keluhan fisik, hal ini juga mengeluh kualitas hidup yang menurun. Oftalmofati yang diderita pasien yang datang ke klinik terpadu tiroid mata, juga cacat pekerjaan yang signifikan yakni cuti sakit 36%, dinonaktifkan sebanyak 28%, pensiun dini 5%, dan kehilangan pekerjaan 3%," seru Prof Imam.