Studi: Sebatang atau Sebungkus, Dampak Rokok Sama Saja

Senin, 14 Oktober 2019 | 10:17 WIB
Studi: Sebatang atau Sebungkus, Dampak Rokok Sama Saja
Ilustrasi rokok. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti kesehatan telah sejak lama berargumen mengenai jumlah aman merokok. Bahkan sampai sekarang, masih ada yang pendapat berbeda yang beredar soal jumlah aman rokok

Namun studi terbaru yang diterbitkan oleh Lancet Respiratory Medicine menuliskan bahwa merokok, meski sedikit, memiliki dampak merusak yang sama seperti merokok satu bungkus.

Studi dilakukan dengan menganalisis kebiasaan merokok serta dampak kesehatan pada lebih dari 25 ribu warga Amerika Serikat usia 17 sampai 93 tahun.

Di awal, responden diminta menjelaskan berapa sering mereka merokok dan memaparkan masalah kesehatan, gaya hidup, serta demografis.

Baca Juga: Idap Kanker, Rupanya Ria Irawan Masih Sering Merokok dan Vape

Setelah itu, responden diminta melakukan uji spirometry di mana mereka diminta bernafas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Responden kemudian diteliti selama 20 tahun. Di akhir penelitian, mereka kembali diminta melakukan tes serupa.

Hasilnya, fungsi paru diketahui menurun seiiring bertambahnya usia. Tapi merokok memperburuk keadaan dan bahkan membuat responden berisiko mengalami masalah kesehatan paru. Hasil penelitian lalu menunjukkan bagaimana studi tersebut berhasil membuktikan bahwa perokok memiliki masalah kesehatan paru yang lebih buruk.

Saat studi dimulai, sekitar 10 ribu peserta tidak pernah merokok, 7 ribu berhenti merokok, 5800 orang berhenti lalu kembali merokok, dan 2500 orang lainnya baru mulai merokok.

Seiring waktu, peneliti melihat bahwa mantan perokok dan perokok awal memiliki fungsi paru yang lebih buruk daripada bukan perokok sama sekali.

Bahkan merokok kurang dari lima batang sehari juga dihubungkan dengan risiko 2/3 terkena masalah paru, sama seperti orang yang merokok lebih dari 30 batang sehari.

Baca Juga: Duh! Penumpang Ini Nekat Merokok Saat Pesawat Isi Bahan Bakar

Bahkan perokok awal dapat kehilangan fungsi paru dalam setahun, seperti perokok berat yang dapat kehilang fungsi paru dalam sembilan bulan.

Co-author dari studi ini, Dr. Elizabeth Oelsner, seorang internis di Columbia University Irving Medical Center, mengatakan bahwa penelitian ini merupakan pedoman untuk tidak merokok sama sekali dan mendapatkan manfaat kesehatan setelahnya. "Pesan yang paling penting adalah, bagaimana pun merokok sangat buruk bagi kesehatan paru dan tidak merokok adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan," kata Oelsner.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI