Suara.com - Apa yang kamu pikirkan jika mendengar istilah psikopat? Pasti perilaku sadis, penganiayaan, hingga pembunuhan. Tapi, tahukah kamu kalau perbuatan seorang psikopat bukan sekadar berperilaku sadis, tapi juga perbuatan menyakiti dalam bentuk verbal atau ucapan.
"Memang tanda (psikopat) lebih jelasnya kelihatan atau tidak, yang biasanya dia menyakit secara verbal ataupun fisik. Jadi menyakiti orang lain yang tidak hanya secara fisik, tapi secara verbal dia juga lakukan," ujar psikolog dr. Rilla Sovitriana, M.Si di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (12/10/2019).
Kata-kata yang menyakiti, menurut dr. Rilla, tidak hanya diutarakan kepada orang yang tidak bersalah, tetapi juga diucapkan kepada orang terdekat, termasuk keluarga orang tua, istri, bahkan anak.
"Entah itu pasangannya atau anggota keluarganya atau anaknya, dan kata-kata itu sangat menyakiti sekali. Tapi banyak indikasi klinis lain, tapi biasanya yang bersangkutan itu dibawa ke tenaga profesional," ungkapnya.
Baca Juga: Dikira Anak 6 Tahun, Pasangan Ini Ternyata Adopsi Wanita Dewasa Psikopat
Penyebab seseorang menjadi psikopat memang cenderung beragam. Ada karena efek traumatis, ada pula karena sebab pola asuh orang tua yang membuat anak memiliki jiwa yang sadis serta tidak berperasaan.
"Memang psikopat dari anak-anak, karena dia dididik oleh orang tuanya pola asuh dan sebagainya memang memberikan kontribusi menjadikan seaeorang psikopat," jelasnya.
Terlepas dari itu, gejala psikopat harus mendapat perawatan dan penanganan lebih lanjut dari pakar dan ahli. Meski sulit disembuhkan, setidaknya masih ada harapan agar mereka bisa bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat umum.
"Kita tidak boleh pesimis orang itu tidak bisa sembuh, tetapi memang dia bisa untuk dirinya sendiri bisa beradaptasi dengan orang lain, bisa bersosialisasi dengan orang lain, sehingga dalam sehari-hari dia bisa menjalankan fungsi hidupnya," tutupnya.
Baca Juga: Gempar, Bubur Ayam Disedot Seperti Minum Es Teh, Warganet: Psikopat