Suara.com - Untuk mendisiplinkan anaknya, tak sedikit orang tua yang tak sadar telah melakukan cara yang salah, misalnya berteriak pada anak-anak.
Memang tak dipungkiri, membesarkan dan melatih anak bukanlah hal yang mudah dan bisa membuat frustasi karena mungkin tingkahnya. Namun, membentak anak pun tak bisa dibiarkan.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Society for Research in Child Development, jika orang tua tidak menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi situasi atau mengendalikan frustasi mereka, maka berteriak ke anak terus-menerus memiliki implikasi yang besar, yaitu bisa mengganggu perkembangan kepribadian anak.
Dampaknya tak hanya terjadi dalam jangka pendek, melainkan bisa dialami anak dalam jangka panjang. Berikut beberapa bahaya berteriak kepada anak yang perlu diketahui orang tua dilnasir dari thehealthsite.
Baca Juga: Bukan Sembarang Busana, Kemeja Ini Diklaim Bisa Mengurangi Stres
1. Gangguan perilaku
Menurut penelitian, berteriak hanya menyelesaikan masalah perilaku dalam sesaat. Namun, justru menciptakan lebih banyak masalah dalam jangka panjang karena bisa membuat perilaku anak justru lebih buruk.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa anak-anak berusia 13 tahun yang diteriaki oleh orang tuanya, kemungkinan perilaku buruk mereka meningkat di tahun-tahun berikutnya.
2. Mengubah cara otak berkembang
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam National Institute of Health, Amerika Serikat pada 2017, otak seorang anak dengan riwayat pelecehan verbal dari orang tuanya tampak berbeda dari anak-anak yang tidak mengalaminya.
Baca Juga: Selain Stres, 3 Hal Ini Juga Bisa Menyebabkan Migrain!
Terlihat ada perbedaan fisik yang nyata dalam struktur otak, terutama pada bagian yang memoderasi suara dan bahasa. Alasan perubahan itu adalah karena manusia dibentuk untuk memproses informasi negatif lebih cepat dibanding yang baik.
Berdasarkan studi baru-baru ini di National Institute of Health, Amerika Serikat, berteriak pada anak-anak dapat menyebabkan stres kronis yang pada ujungnya mengarah pada masalah kesehatan tertentu.
4. Sebabkan depresi
Bukan hanya membuat anak sedih, terluka, dan takut, berteriak pada anak bisa menyebabkan masalah psikologis yang lebih dalam dan membahayakan mereka di masa dewasa.
Menurut penelitian di National Institute of Health, Amerika Serikat pada 2016, telah menetapkan adanya hubungan antara pelecehan emosional dan depresi. Pengalaman tersebut bisa meningkatkan risiko tindakan merusak diri sendiri, seperti penggunaan narkoba.
5. Nyeri kronis
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychology mengungkapkan hubungan antara pengalaman negatif pada masa kanak-kanak dengan risiko mengalami kondisi kronis yang menyakitkan pada tahap selanjutnya.
Kondisi kronis yang bisa berkembang pada anak-anak ini di antaranya adalah radang sendi, sakit kepala yang buruk, masalah punggung dan leher.