Penelitian: Lansia yang Berjalan Lambat Berisiko Idap Penyakit Serius

Sabtu, 12 Oktober 2019 | 16:10 WIB
Penelitian: Lansia yang Berjalan Lambat Berisiko Idap Penyakit Serius
Ilustrasi olahraga untuk menjaga kesehatan lansia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda pasti pernah melihat orang lanjut usia berjalan cukup lambat. Sebuah penelitian menemukan orang lansia yang berjalan lambat justru berisiko menderita penyakit serius yang menyebabkan kematian lebih cepat.

Memasuki usia 45 tahun ke atas, biasanya daya ingat, sistem kekebalan tubuh, fungsi tangan dan paru-paru lansia lebih buruk daripada sebelumnya. Selain itu, otak lansia pun mulai mengecil seiring bertambahnya usia.

Karena itu, para ilmuwan menyarankan para lansia untuk mengonsumsi makanan sehat, berhenti merokok dan berolahraga lebih rutin.

Di sisi lain, para ilmuwan juga mengingatkan kebiasaan jalan lambat yang berhubungan dengan masalah kesehatan.

Baca Juga: 5 Aktivitas Seru Ini Bisa Kurangi Risiko Demensia lho

Para ahli telah mempelajari 904 sukarelawan yang berusia 45 tahun ke atas. Mereka melakukan scan otak, tes mental dan fisik para sukarelawan.

Lansia perempuan panjang umur. (Shutterstock)
Lansia perempuan. (Shutterstock)

Hasilnya, lansia yang sering berjalan lambat lebih mungkin memiliki IQ rendah dan menderita masalah kesehatan yang lebih serius. Kondisi tubuh ini ada kaitannya dengan otak.

Prof Terrie Moffitt dari Duke University di North Carolina, AS, juga berpendapat pejalan kaki yang bergerak lambat lebih berisiko meninggal dunia lebih cepat.

"Mereka yang berjalan lambat mungkin lebih berisiko mati muda. Selain itu, mereka juga berisiko mengidap sejumlah penyakit, seperti demensia jika tidak mengubah pola hidupnya." jelasnya dikutip dari The Sun.

Ilustrasi lansia berolahraga. (Shutterstock)

Oleh karenanya, Prof Terrie Moffitt mendesak agar para lansia berjalan lebih cepat demi menjaga kesehatannya. Hal ini juga berguna untuk menurunkan risiko sejumlah penyakit.

Baca Juga: Ingat Ya, Demensia karena Alzheimer Bukan Penyakit Keturunan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI