Suara.com - Penggunaan media sosial selama ini telah dikaitkan dengan depresi, terutama pada gadis remaja. Namun sebuah studi baru menunjukkan masalah ini mungkin lebih kompleks daripada yang dipikirkan.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada Selasa (8/10/2019) di jurnal The Lancet Child & Adolescent Health, peneliti menemukan media sosial dapat membahayakan kesehatan jiwa anak perempuan akibat meningkatnya paparan intimidasi, kurangnya tidur serta olahraga.
"Hasil kami menunjukkan media sosial itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan, tetapi penggunaan yang seringnya mengganggu kegiatan positif pada kesehatan mental, seperti tidur dan berolahraga, sambil meningkatkan paparan kaum muda terhadap konten berbahaya, terutama pengalaman negatif dari cyberbullying," jelas rekan penulis studi Russell Viner dari UCL Great Ormond Street Institute of Child Health.
Kata lainnya, media sosial itu sendiri sebenarnya mungkin tidak menyebabkan masalah kesehatan mental.
Baca Juga: Ramai Isu Politik di Media Sosial, Ini 5 Tips Sehat Jaga Kesehatan Mental
Tetapi penggunaan yang mengurangi kualitas tidur dan olahraga pada gadis muda. Sedangkan di waktu yang sama mereka terpapar cyberbullying.
Inilah yang mengarah pada rendahnya kesejahteraan dan masalah dengan kesehatan mental, dilansir CNN International.
Bob Patton, dosen psikologi klinis di University of Surrey, mengatakan ini berarti strategi yang hanya berfokus pada pengurangan penggunaan media sosial sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan atau kesehatan mental mungkin tidak membantu.
"Membangun strategi untuk meningkatkan ketahanan terhadap cyberbullying dan mendorong perilaku tidur serta olahraga yang lebih baik mungkin adalah apa yang diperlukan untuk mengurangi bahaya fisik dan psikologis," kata Patton lebih lanjut.
Sementara penelitian ini ditujukan untuk perempuan. Dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak laki-laki tampaknya ada alasan lain.
Baca Juga: Main Media Sosial Bisa Bikin Stres, Ini 4 Cara Sehat Menggunakan Medsos
Jadi penelitian lebih lanjut diperlukan, kata para penulis.