Suara.com - James Mudd, seorang pria asal London mengalami ereksi berkepanjangan setelah kecelakaan sepeda pada Natal tahun 2015 silam.
Awalnya, James menjalani tindakan operasi di bagian lehernya dan diberi obat antidepresan setelah kecelakaan sepeda.
Dua operasi darurat tersebut dilakukan dengan cara memasukkan pompa ke selangkangan untuk memperlancar aliran darahnya. Tetapi setelah itu, James justru sering mengalami ereksi yang cukup lama pada alat kelamin miliknya.
"Ketika saya meminumnya, saya mulai mengalami ereksi selama 4, 5 hingga 6 jam. Hal itu selalu terjadi dan menyakitkan," kata James dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Pria 22 Tahun Nekat Masukkan Pinset 8 Cm ke Mr P, Begini Kondisinya!
Mulanya James tidak masalah dengan efek sampingnya. Namun, kondisi berubah lebih parah ketika November 2017. James semakin sering mendapat ereksi yang cukup lama hingga kesulitan berjalan.
"Aku sempat menelepon bantuan, lalu mereka menyarankan aku mandi air dingin atau naik turun tangga untuk memperlancar aliran darahnya," jelas James.
Tak hanya itu, James juga sempat mengambil aspirin dan ibuprofen untuk mengencerkan darah. Tetapi, semua caranya untuk menghentikan ereksi tidak berhasil.
Setelah ambulans datang, James dibawa ke unit spesialis di UCH. Saat itu James sudah mengalami ereksi selama 56 jam yang cukup menyakitkan.
"Aku marah, kesal dan takut. Aku tidak bisa menjelaskan rasa sakitnya karena seperti akan meledak," tuturnya.
Baca Juga: Mabuk Berat, Mr P Pria Ini 'Dimakan' Temannya Sendiri!
James pun harus menjalani operasi selama 7,5 jam untuk mengatasi kondisinya dan mengeringkan darahnya.
Namun, dokter mengatakan bahwa James masih perlu operasi permanen untuk menghilangkan bagian penisnya dan membuat protesis.
"Bisakah aku masih tetap tidur dengan wanita? Bisakah aku masih punya anak? Bisakah aku tetap pergi ke toilet?" tanya James sebelum dokter memulai tindakan.
Pada April 2018 ketika sudah siap operasi, James justru merasakan patah hati akibat ditinggalkan oleh kekasihnya.
James mengaku hanya menceritakan kondisinya kepada kekasihnya tersebut. Tetapi, kekasihnya justru meninggalkan di kala susah.
Di sisi lain, James merasa malu jika harus membicarakan kondisinya kepada keluarga maupun teman.