Hari Anak Perempuan Internasional, Ini 5 Fakta Miris yang Tengah Dihadapi

Jum'at, 11 Oktober 2019 | 08:15 WIB
Hari Anak Perempuan Internasional, Ini 5 Fakta Miris yang Tengah Dihadapi
Hari Anak Perempuan Internasional, Ini 5 Fakta Miris yang Tengah Dihadapi. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Anak Perempuan Internasional, Ini 5 Fakta Miris yang Tengah Dihadapi

Kekerasan adalah masalah terbesar bagi anak perempuan di seluruh dunia, dan tingkat penolakan yang tinggi bagi mereka di mata sosial memperburuk kondisi ini. 

Hal inilah yang membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan setiap tanggal 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan International (International Day of Girl Child).

Dilansir dari situs UNICEF USA, Hari Anak Perempuan Internasional dijadikan sebagai momen khusus agar setiap lapisan masyarakat bisa fokus terhadap masalah yang dialami anak perempuan di seluruh dunia. 

Baca Juga: Kisah Ayah dan Anak Perempuan Paling Kompak, Pamer Kembaran Gaya Rambut

Sebuah penelitian terbaru oleh UNICEF menemukan bahwa kekerasan adalah masalah utama bagi jutaan dari mereka. Berikut adalah lima fakta mengejutkan tentang bagaimana kondisi anak perempuan di seluruh dunia.

Ilustrasi kekerasan pada anak. [Shutterstock]
Ilustrasi kekerasan pada anak. [Shutterstock]

1. Sejumlah besar anak perempuan dilecehkan

Seperempat anak perempuan melaporkan menjadi korban beberapa bentuk kekerasan fisik. Itu termasuk anak perempuan berusia 15 hingga 19 tahun di seluruh dunia atau sekitar sekitar 70 juta anak perempuan yang melaporkan kekerasan sejak usia 15 tahun. Angka itu hanya mencakup kasus yang dilaporkan; sementara masih sangat banyak yang tidak menjadi perhatian.

2. Kekerasan seksual adalah masalah besar yang mereka alami

1 dari 10 anak perempuan telah mengalami tindakan seksual paksa. Itu angkanya sama dengan sekitar 120 juta gadis di bawah 20 tahun di seluruh dunia. Sepertiga dari mereka berusia antara 15 sampai 19 tahun dan sudah menikah, dan telah menjadi korban kekerasan emosional, fisik atau seksual yang dilakukan oleh suami atau pasangan mereka.

Baca Juga: Posesif! Raffi Ahmad Bakal Pasang Chip Jika Punya Anak Perempuan

3. Kebanyakan kekerasan terhadap anak perempuan tidak dilaporkan.
Di beberapa negara, sebanyak 70 persen anak perempuan tidak pernah mencari bantuan. Hampir setengah dari anak perempuan usia 15 hingga 19 tahun berpikir jika seorang pria dibenarkan untuk memukuli istri atau pasangannya jika mereka menolak berhubungan seks, meninggalkan rumah tanpa izin, berdebat, mengabaikan anak-anak mereka atau tidak menyiapkan  makan malam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI