Suara.com - Semakin ke sini, kosmetik semakin digilai banyak orang. Dan demi menarik konsumen lebih banyak lagi, produsen akan mempromosikan produknya melalui public figure.
Menurut Kepala Badan POM RI, Penny Lukito, hal ini membuat kosmetik ilegal semakin marak di masyarakat.
"Masih maraknya temuan kosmetik ilegal di masyarakat, menunjukkan masih kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk memilih dan menggunakan kosmetik yang aman,” kata Penny, dalam laman resmi BPOM.
Oleh karenanya, BPOM mengimbau kepada public figure untuk memastikan produk yang mereka promosikan aman dan memiliki izin.
Baca Juga: Hati-Hati Menyimpan Kosmetik, Dry Shampoo Wanita Ini Meledak dalam Mobil
"Pastikan bahwa produk yang akan dipromosikan adalah produk yang telah memiliki nomor notifikasi dari Badan POM. Teliti apakah produk tersebut telah memenuhi standar Badan POM,” lanjutnya.
Kosmetik mencakup berbagai macam produk, dan apabila kandungannya adalah zat yang berbahaya, tentu dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Melansir safecosmetics,org, berikut beberapa kandungan yang kurang aman digunakan.
- Benzofenon
Senyawa ini terdapat dalam produk seperti lip balm dan cat kuku untuk melindungi produk dari sinar UV.
Baca Juga: Shade M, Merek Kosmetik Halal dari London
Sedangkan derivatif benzofenon, seperti benzofenon-2 (BP2) dan oksibenzon (BP3) adalah bahan umum dalam tabir surya.
Kandungan ini bersifat persisten, bioakumulasi dan beracun. Bahan kimia ini juga berkaitan dengan kanker, gangguan endokrin, dan toksisitas sistem organ.
- Butylated Hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT)
Senyawa ini umumnya ditemukan dalam makeup, pewangi, krim atau produk bibir.
Bahan kimia ini dapat menyebabkan gangguan endokrin, toksisitas sistem organ, iritasi hingga kanker.
Oleh karenanya, wanita hamil harus memerhatikan kandungan ini pada kosmetik yang digunakannya.
- Karbon hitam
Bubuk hitam ini digunakan sebagai pigmen dalam kosmetik seperti eyeliner, maskara dan lipstik. Dan ini diproduksi dari pembakaran tidak sempurna produk berbasis karbon seperti tar batubara.
Masih melansir laman yang sama, karbon hitam ini dikaitkan dengan peningkatan kanker dan efek negatif pada organ.