Pemeran Joker Alami Cedera Otak, Ini Hubungannya dengan Gangguan Mental PBA

Selasa, 08 Oktober 2019 | 17:15 WIB
Pemeran Joker Alami Cedera Otak, Ini Hubungannya dengan Gangguan Mental PBA
Petikan trailer film Joker [Youtube/Warner Bros Pictures]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arthur Fleck, tokoh utama dalam film Joker tengah menjadi perhatian dengan kondisinya yang digambarkan mengalami gangguan mental. Ia selalu tertawa berlebihan ketika tidak ada sesuatu yang lucu maupun dalam kondisi sedih.

Ketika ia ditegur oleh seorang wanita karena mengajak bercanda anaknya di dalam bus, Arthur seketika tertawa tak terkendali. Ia pun langsung mengeluarkan kartu yang menjelaskan bahwa ia mengalami cedera otak yang membuatnya suka tertawa tak terkendali.

Melansir dari PBA Info, gangguan mental yang membuat penderitanya suka tertawa tak terkendali meski dalam kesedihan disebut pseudobulbar affect (PBA). PBA adalah suatu kondisi ekspresi emosional, seperti menangis atau tertawa berlebihan yang tidak sesuai perasaan.

Ada dua jenis PBA, yakni PBA neurologis dan psikologis. Jika kaitannya dengan cedera otak yang disinggu dalam film Joker, bisa saja Arthur Fleck digambarkan sebagai penderita PBA neurologis.

Baca Juga: Kenali Gangguan Delusi di Film Joker, Seperti Ini Penyebab dan Gejalanya!

Karena cedera otak salah satu yang bisa memengaruhi seseorang menderita pseudobulbar affect. Dilansir dari stroke.org, PBA neurologis ini terjadi akibat kerusakan sistem saraf.

Petikan trailer film Joker [Youtuber/Warner Bros Pictures]
Petikan trailer film Joker [Youtuber/Warner Bros Pictures]

Adapun beberapa hal lain yang bisa menyebabkan seseorang mengalami PBA neurologis, seperti pukulan keras di kepala, parkinson, cedera otak, sklerosis, demensia hingga tumor otak.

Kondisi ini terjadi ketika terjadi pemutusan antara lobus frontal (yang mengontrol emosi), otak kecil dan batang otak. Karena itu, orang yang menderita PBA secara tidak sadar tiba-tiba menangis, tertawa atau marah.

Karena itu pula, seseorang sudah pernah menderita sclerosis lebih berisiko maupun cenderung menunjukkan gejala PBA hingga 10 persen. Sedangkan pada pasien yang memiliki riwayat stroke cenderung menunjukkan gejala PBA hingga 52 persen.

Jika seseorang sudah mengalami PBA, kondisi ini tidak dapat disembuhkan tetapi bisa diobati. Biasanya pasien akan diresepkan obat antidepresan, antipsikotik atau antikonvulsan.

Baca Juga: Penny Fleck di Film Joker Alami Delusi, Ini Bedanya dengan Halusinasi!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI