Tiba-tiba Jadi Pendiam, Bisa Jadi Gejala Depresi yang Tak Terlihat

Selasa, 08 Oktober 2019 | 08:55 WIB
Tiba-tiba Jadi Pendiam, Bisa Jadi Gejala Depresi yang Tak Terlihat
Tiba-tiba jadi pendiam bisa jadi gejala depresi. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiba-tiba Jadi Pendiam, Bisa Jadi Gejala Depresi yang Tak Terlihat

Sifat pendiam bisa dimiliki siapa saja. Namun dokter jiwa mengingatkan, orang yang tiba-tiba jadi pendiam tanpa sebab, bisa jadi mengalami depresi.

Sekretaris Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, dr. Agung Prijanto SpKJ, mengatakan penting bagi masyarakat untuk selalu waspada terhadap risiko depresi.

Ia bahkan menyinggung mengenai depresi yang dapat membuat seseorang menjadi sosok yang pendiam. Kata Agung, hal tersebut akan sangat berbahaya karena depresi yang dialami, kerap luput dari deteksi.

Baca Juga: Bukan Pendiam, 4 Zodiak Ini Cuma Hati-Hati saat Bicara

"Salah satu gejala depresi itu awalnya dia akan banyak diam, sedih. Ada tiga (indikator) yaitu gangguan dari afeknya atau moodnya, kemudian gangguan pada isi fikirannya, kognitifnya dan gangguan pada perilakunya," kata Agung saat ditemui media di Gedung Kementerian Kesehatan, di Jakarta pada Senin, (7/10/2019).

Depresi, lanjut Agung, dapat membuat seseorang memiliki minat rendah pada apapun sehingga ia akan lebih banyak diam.

"Nah ini yang harus kita, keluarga atau guru, sadari. Jangan sampai siswanya atau anaknya yang tiba-tiba diam itu malah didiamkan. Kebanyakan kan dia malah di kamar, main sama media sosial, menulis di status, curhat di wall Facebook, orangtua tenang-tenang saja padahal di dalam kamar itu dia melakukan hal-hal yang harus segera ditangani," tambahnya.

Depresi sendiri merupakan suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan jiwa seseorang.

Ilustrasi perempuan merasa stres dan depresi (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan merasa stres dan depresi (Shutterstock)

Sementara menurut siaran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa adalah kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara fisik, metal, spritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU No. 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa).

Baca Juga: Dikenal Pendiam, Golongan Darah Ini Biasanya Introvert Banget

Prevalensi masalah dan gangguan kesehatan jiwa di Indonesia, yaitu gangguan mental emosional (GME) adalah sebesar 9,8 persen dari total penduduk berusia >15 tahun (Riskesdas 2018)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI