Suara.com - Selama ini telinga kita lebih familiar terhadap batu ginjal daripada batu kandung kemih. Umumnya, kondisi ini terjadi pada orang yang tidak rutin buang air kecil.
Batu kandung kemih merupakan gumpalan mineral keras yang terbentuk di dalam kandung kemih ketika seseorang tidak buang air kecil secara tuntas.
Melansir NHS, batu kandung kemih ini mungkin tidak menimbulkan gejala apabila masih cukup kecil untuk dikeluarkan ketika buang air kecil.
Akhirnya, urine yang tersisa menjadi terkonsentrasi dan mineral dalam cairan berubah menjadi kristal.
Baca Juga: Tertembak, Peluru di Kandung Kemih Pria Ini Baru Diangkat 18 Tahun Kemudian
Terkadang, menurut Medical News Today, batu ini akan terlewati saat masih sangat kecil. Namun di waktu lain, batu kandung kemih bisa tersangkut di dinding kandung kemih atau ureter.
Jika ini terjadi, batu-batu ini secara bertahap mengumpulkan lebih banyak kristal mineral, menjadi lebih besar dari waktu ke waktu.
Batu kandung kemih dapat bertahan di kandung kemih selama beberapa waktu dan tidak selalu menimbulkan gejala. Tetapi jika semakin membesar, ini perlu diangkat.
Batu kandung kemih mungkin tidak langsung menimbulkan gejala. Tetapi, jika batu mengiritasi kandung kemih, gejalanya dapat meliputi:
- Ketidaknyamanan atau rasa sakit pada penis untuk pria
- Lebih sering buang air kecil atau aliran tersendat
- Nyeri di daerah perut bagian bawah
- Rasa sakit dan tidak nyaman saat buang air kecil
- Darah dalam urine
- Urine abu-abu atau gelap
Baca Juga: Akibat Tahan Kencing Semalaman, Kandung Kemih Pria Ini Pecah!
Apabila Anda merasakan gejala di atas dan mulai merasa tidak nyaman, segera periksakan ke dokter.