Suara.com - Masa puber bagi perempuan umumnya terjadi saat mereka berusia 10 atau 11 tahun. Masa ini ditandai dengan pertumbuhan payudara, mulai menstruasi, hingga muncul jerawat di wajah.
Tetapi, semakin berkembangnya zaman, semakin banyak juga anak yang mengalami pubertas dini.
Pubertas dini pada perempuan bisa terjadi sebelum usia 7 atau 8 tahun.
Meski ini tidak berbahaya, peneliti telah menghubungkan sejumlah konsekuensi kesehatan dan psikologis saat seseorang mengalami pubertas dini.
Baca Juga: Tidur dengan Lampu Menyala, Gadis 7 Tahun Alami Pubertas Dini
Melansir WebMD, pubertas dini dapat menyebabkan masalah fisik dan emosional pada anak.
Perawakannya pendek
Meski awalnya mereka akan tumbuh dengan cepat, beberapa justru akan berakhir pendek saat sudah dewasa. Ini terjadi karena saat pubertas berakhir, pertumbuhan juga berhenti.
Karena pubertas sebelum waktunya berakhir lebih awal dari pubertas normal, anak-anak ini berhenti tumbuh pada usia lebih dini. Terkadang, hasil akhirnya mungkin lebih pendek daripada yang seharusnya terjadi.
Masalah perilaku
Baca Juga: Waduh, Produk Perawatan Ibu Hamil Bisa Memicu Pubertas Dini pada Anak!
Beberapa studi telah menemukan hubungan antara pubertas dini dan masalah perilaku, terutama pada anak-anak dengan keterlambatan perkembangan.
Namun, banyak ahli menganggap bukti terkait masih lemah.
Stres
Pubertas dapat menjadi waktu yang membingungkan. Ini bisa terasa lebih membikin stres pada anak yang mengalami pubertas dini.
Mereka mungkin merasa canggung karena terlihat berbeda dari teman sebayanya.
Menstruasi dini juga dapat mengganggu bagi anak perempuan yang berusia 9 tahun atau lebih muda. Begitu juga bagi mereka yang mengalami keterlambatan perkembangan.