Tak Hanya Pengaruhi Kesehatan, Pola Makan Ini Juga Bisa Merusak Lingkungan

Jum'at, 04 Oktober 2019 | 06:15 WIB
Tak Hanya Pengaruhi Kesehatan, Pola Makan Ini Juga Bisa Merusak Lingkungan
Ilustrasi pemanasan global karena pola makan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak Hanya Pengaruhi Kesehatan, Pola Makan Ini Juga Bisa Merusak Lingkungan

Pola makan seseorang ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, tetapi juga bisa menghasilkan jejak karbon yang berbeda-beda. Hal ini menjadi penting, mengingat pemanasan global merupakan masalah yang memengaruhi seluruh orang di bumi.

Menurut riset Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seseorang pecinta daging akan menghasilkan 3,3 CO2 per 2.600 kilo kalori dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sedangkan seseorang penganut pola makan vegan hanya menghasilkan 1,5 CO2 per jumlah kalori yang sama.

Co-Founder and Managing Director Burgreens, Helga Angelina menyampaikan, riset yang sama menunjukkan bahwa intensitas emisi yang dihasilkan dari konsumsi daging adalah 14,1 gram karbon dioksida per kalori, sementara dari konsumsi gandum dan sereal hanya 1,3 gram karbon dioksida per kilo kalori.

Baca Juga: Komunitas Vegan: Tak Benar Diet Vegan Tingkatkan Risiko Stroke

"Angka yang dihasilkan sudah memperhitungkan potensi emisi yang dihasilkan dari seluruh kegiatan di rantai pasok jenis makanan tersebut. Mulai dari pemeliharaan sumber pangan hingga menjadi makanan yang siap dikonsumsi di tangan konsumen," jelas Helga saat ditemui Suara.com dalam sesi diskusi tentang perubahan iklim dan demo masak bertema Produksi dan konsumsi yang Betanggungjawab ala Mediterania, Kamis (3/10/2019).

Ia menegaskan bahwa pola makan yang menghasilkan emisi tinggi, mengancam kapasitas dan daya tahan bumi dalam menyediakan lingkungan yang sehat bagi manusia. Produksi sebuah bahan pangan, contohnya daging sapi ternak, berdampak negatif terhadap kesehatan lingkungan.

"Konsekuensi dari tingginya permintaan bagi konsumsi daging sapi adalah deforestasi akibat kebutuhan lahan ternak yang luas, pemborosan penggunaan air, tingganya jumlah limbah yang tidak tertangani lagi, hingga perubahan iklim," sambung Helga.

Komunitas vegan tidak makan daging. (Shutterstock)
Komunitas vegan tidak makan daging. (Shutterstock)

Lebih lanjut ia menguraikan, ini semua terjadi akibat proses produksi dan konsumsi yang kurang bertanggung jawab. Bila jumlah pakan ternak kita berikan kepada manusia, maka kita dapat mencukupi kebutuhan pangan untuk 4 miliar manusia yang makan protein nabati.

Hal yang sama juga menyentuh kekhawatiran terhadap pengambilan ikan dalam jumlah yang sangat tinggi, lebih dari 2,7 triliun ikan pertahunnya, kerusakan habitat, misalnya terumbu karang, punahnya hewan liar dari lingkungan alam, serta besarnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan dari kegiatan memancing atau mengambil ikan.

Baca Juga: Vegan Protes Tetangga yang Bakar Daging, Warganet Pesta BBQ Depan Rumahnya

"Nasional Geographic memprediksi bila kita tidak mengurangi jumlah konsumsi ikan dan mengganti cara memancingnya, kita akan kehilangan semua species ikan pada tahun 2048 nanti," tukas Helga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI