Suara.com - Seorang pria 21 tahun asal Argentina berusaha menghapus tato di lengannya menggunakan alat parutan keju. Hal itu justru membuat kondisi kulitnya terluka parah.
Mulanya, pria tersebut membuat tato di lengannya ketika masih berusia 19 tahun. Ketika beranjak dewasa dan ingin menjadi anggota kepolisian bandara, ia pun harus menghapus tato di lengannya.
Sebenarnya persyaratan menjadi polisi bandara tidak tertulis keterangan tidak boleh bertato. Tetapi, pria itu menduga bahwa tato tidak diizinkan untuk petugas polisi bandara.
Sehingga dia mencari cara menghilangkan tato melalui Youtube. Salah satunya, ia meniru video orang menghilangkan tato menggunakan parutan keju.
Baca Juga: Perawatan Ini Bisa Hapus Tato Tanpa Rasa Sakit, Mau Coba?
"Alasan awal saya membuat tato karena estetika. Saya suka terhadap detail dari tato itu sendiri," katanya dikutip dari World of Buzz.
Sebelum ia menghapus tatonya menggunakan parutan keju, pria itu sudah mencoba pakai batu apung. Tetapi, batu apung yang bertekstur kasar itu tidak bisa menghapus tatonya.
Kemudian ia mencoba menghapus tatonya menggunakan parutan keju. Sampai akhirnya, area tangannya yang ditato justru terluka hingga berdarah.
Pria itu akhirnya memutuskan pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya. Ternyata, pria itu terkena tetanus yang membuat bakteri memengaruhi sistem sarafnya.
"Rasanya sangat menyakitkan dan berdarah. Saya harus menggunakan disinfektan setiap hari. Seminggu kemudian saya pergi ke rumah sakit dan mendapat vaksinasi tetanus," ujarnya.
Baca Juga: Tato Berwarna Cerah Lebih Berbahaya Dibanding Tinta Hitam, Apa Sebabnya?
Ia mengaku keluarga sempat melarangnya menghapus tato menggunakan parutan keju. Tetapi, ia tetap melakukannya dan sekarang merasakan dampaknya.