"Menurut kami, dongeng adalah media edukasi yang sangat efektif. Karena, anak-anak sebelum tidur biasanya dibacakan cerita. Nah, dalam dongeng ini mengandung informasi dan edukasi tentang gigi," jelasnya.
Ketika informasi tentang kesehatan gigi dan mulut sudah tertanam, anak-anak lebih mungkin menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, angka permasalahan gigi berlubang di Indonesia akan semakin berkurang pada 2030 mendatang.
"Jadi kebiasaan baik anak-anak menjaga kesehatan gigi, berapa banyak sikat gigi dalam sehari, kapan waktu yang tepat untuk pergi ke dokter gigi. Harapan ke depannya, kebiasaan ini akan dilakukan lalu permasalahan gigi berkurang tahun 2030," paparnya.
Selain itu, mereka sengaja membuat konsep buku dongengnya berbentuk pop-up agar anak-anak tidak terkesan seperti membaca buku dongeng biasa. Mereka berusaha menarik perhatian anak-anak masa kini yang terbiasa dengan gadget agar terdorong membaca informasi dalam buku dongeng pop-up tersebut.
Baca Juga: Cegah Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut, Jangan Asal Sikat Gigi Ya!
"Kalau dongeng biasa kan jadi malas. Agar anak-anak lebih tertarik, jadi informasi di dalam dongeng ini akan lebih tercerna dan diingat," ujarnya.
Bahkan, program besutan tiga mahasiswa FKG UGM dengan Dokegi ini pun mendapat respons yang sangat positif dari guru dan anak-anak PAUD yang menjadi sasaran. Anak-anak terbukti menjadi lebih mudah memahami tentang pentingnya perawatan gigi dan mulut sedari dini.
Himma Aflakhassifa sempat menceritakan pengalaman mereka ketika mengedukasi anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut menggunakan Dokegi di salah satu TPA di Yogyakarta.
Ia mengatakan bahwa anak-anak sangat antusias melihat dan membaca setiap informasi yang ditulis dalam dongeng pop-up mereka. Bahkan, mereka juga sudah memastikan bahwa anak-anak menangkap betul informasi di dalamnya.
"Anak-anaknya sangat antusias, rebutan sih karena sangat tertarik dengan dongengnya. Setelah pembacaan dongeng kita sempat buat pertanyaan dan mereka bisa menjawabnya. Artinya, mereka benar-benar menangkap dengan informasi di dalam buku dongeng ini," jelas Himma Aflakhassifa.
Baca Juga: 10 Tahun BKGN, Pepsodent Pelopori Gerakan Indonesia Tersenyum di Jogja
Himma dan kedua rekannya pun ingin dongeng pop-up tentang kesehatan gigi dan mulut ini bisa diproduksi lebih banyak sesuai kultur daerah masing-masing. Dengan begitu, konsep buku dongeng mereka juga akan menjadi lebih dekat dan relevan dengan sasarannya.