Transplantasi Feses Bisa Redakan Efek Samping Pengobatan Kanker, Benarkah?

Rabu, 02 Oktober 2019 | 19:15 WIB
Transplantasi Feses Bisa Redakan Efek Samping Pengobatan Kanker, Benarkah?
Efek samping radioterapi bisa diredakan dengan transplantasi feses? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
ilustrasi usus besar. (Shutterstock)
ilustrasi usus besar. (Shutterstock)

Profesor David mengklaim penelitian ini jadi yang pertama menunjukkan bakteri di usus berperan penting dalam menekan efek samping gastrointestinal dari radioterapi.

Transplantasi mikrobiota tinja atau disebut FMT dilakukan dengan cara mentransfer kotoran manusia dari donor yang sehat ke saluran pencernaan pasien. Cara ini paling ampuh dan sering digunakan untuk mengobati infeksi C.difficile yang berulang.

FMT ini bisa mengisi kembali keseimbangan bakteri. Cara kerjanya selayaknya probiotik, dengan sampel kotoran bisa mengandung lebih dari 1.000 spesies bakteri yang berbeda.

Transplantasi dilakukan melalui tabung - dimasukkan ke dalam lubang hidung, ke tenggorokan lalu ke perut, langsung ke usus besar. Namun, sampel feses juga dapat ditransplantasikan melalui enema atau pil yang mengandung bahan baku kering.

Baca Juga: Urine dan Feses Anak-Anak Masih Mengandung Plastik, Satunya Bersifat Kanker

Menurut data, sekitar 80 persen pasien yang sudah menjalani metode ini mengaku merasakan perrubahan kebiasaan buang air besar setelah radioterapi panggul.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI