Transplantasi Feses Bisa Redakan Efek Samping Pengobatan Kanker, Benarkah?

Rabu, 02 Oktober 2019 | 19:15 WIB
Transplantasi Feses Bisa Redakan Efek Samping Pengobatan Kanker, Benarkah?
Efek samping radioterapi bisa diredakan dengan transplantasi feses? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transplantasi Feses Bisa Redakan Efek Samping Pengobatan Kanker, Benarkah?

Diare, nyeri perut, mual, hingga penurunan berat badan menjadi efek samping yang rutin terjadi pada pasien kanker yang menjalani pengobatan.

Di masa depan, peneliti menyebut transplantasi feses bisa jadi solusi mengatasi masalah-masalah tersebut. Caranya, dengan melakukan transplantasi feses. Duh, apa maksudnya?

Dilansir Daily Mail, transplantasi feses dilakukan untuk mendorong pertumbuhan bakteri baik dan mencegah kerusakan usus saat dilakukannya pengobatan radioterapi pada pasien kanker.

Baca Juga: Urine dan Feses Anak-Anak Masih Mengandung Plastik, Satunya Bersifat Kanker

Menurut peneliti, orang dengan kanker panggul, prostat, dan ginekologi lebih rentan mengalami kerusakan usus. Alhasil terjadilah diare, nyeri, mual, penurunan berat badan, dan pendarahan dari lubang anus.

Dalam penelitian itu juga disebutkan efek samping yang dihadapi pasien kanker saat menjalani radioterapi jauh lebih rendah jika bakteri baik dan bakteri buruk dalam usus dalam keadaan seimbang. Sehingga, kerusakan usus bisa lebih dulu diperbaiki sebelum menjalani radioterapi.

Ilustrasi pengobatan kanker radioterapi. (Shutterstock)
Ilustrasi pengobatan kanker radioterapi. (Shutterstock)

Kini, peneliti dari The Institute of Cancer Research London sedang dalam meneliti apakah transplantasi kotoran manusia dapat membantu pasien untuk menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan.

Tentu saja, transplantasi feses bukan satu-satunya cara memperbaiki keseimbangan bakteri di usus. Alih-alih melakoni transplantasi kotoran manusia, menjadikan pola makan dan diet sehat juga disebut ampuh meningkatkan stok bakteri baik dalam tubuh.

"Kita masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi peran bakteri baik. Tetapi jika kita dapat mengidentifikasi pasien dengan risiko kerusakan usus paling tinggi, kita dapat melakukan intervensi untuk mengendalikan, mengobati, atau bahkan mencegah efek samping radiasi," ujar salah satu peneliti Profesor David Dearnaley.

Baca Juga: Jadi Sumber Penyakit, Banyak Kolam Renang di AS Terkontaminasi Feses

"Jika perawatan mikroba seperti transplantasi feses ditemukan bisa mengurangi efek samping, maka hal ini secara substantif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI