Suara.com - HIV/AIDS menjadi salah satu penyakit yang masih dianggap buruk di kalangan masyarakat, terutama jika diidap oleh perempuan. Bahkan, hingga kini pengidap juga masih mendapat perlakuan diskriminasi dari masyarakat.
Berdasarkan estimasi dan proyeksi Kementrian Kesehatan dan United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) Indonesia, sebanyak 640 ribu masyarakat Indonesia diketahui merupakan ODHA.
Jumlah tersebut terdiri dari dari 62% laki-laki, 35% perempuan, serta 3% anak berysia 0-14 tahun.
Meski lebih rendah dari lelaki, perempuan dinilai semakin rentan terhadap HIV. Sebab, mereka merupakan pasangan dari populasi kunci.
Baca Juga: Beberapa Mitos HIV yang Masih Dipercaya, Salah Satunya soal Transfusi Darah
Populasi kunci merupakan populasi yang bisa berisiko terkena HIV. Misalnya, perempuan ini merupakan pasangan pekerja seksual, pengguna NAPZA suntik, atau pasangan dari lelaki yang suka sesama jenis.
"Beban HIV pada perempuan memang kompleks. Hidup sebagai perempuan, sudah menjadi beban karena masyarakat Indonesia yang patriakis, maaf, menyebabkan perempuan banyak bergantung pada pasangannya," papar Krittayawan Tina Boonto, Country Director UNAIDS Indonesia saat menjadi pembicara dalam Konferensi Internasional Pertama mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Indonesia di Yogyakarta, Selasa (2/10/2019).
Menurutnya, hal ini juga memengaruhi perempuan dalam mendapatkan akses layanan kesehatan serta memenuhi kebutuhan reproduksi dan seksual. Perempuan ODHA masih sering diabaikan dalam kebijakan dan layanan kesehatan.
Cakupan pencegahan penularan dari ibu ke anak juga dinilai masih rendah. Padahal, penularan HIV pada anak dari ibu pengidap HIV dapat dicegah melalui pemberian obat ARV.
"Namun jumlah ibu hamil dengan HIV yang berobat masih kurang dari 20% di Indonesia," lanjutnya.
Baca Juga: Heboh Wanita Tak Tertular HIV dari Suami Setelah Hubungan Seks, Kok Bisa?
Krittayawan menambahkan, diskriminasi yang terjadi juga berkaitan dengan stigma buruk masyarakat yang menganggap pengidap HIV tidak bermoral.