Idap Kanker Mesothelioma, Wanita ini Menduga Penyebabnya Bedak Bayi!

Rabu, 02 Oktober 2019 | 17:15 WIB
Idap Kanker Mesothelioma, Wanita ini Menduga Penyebabnya Bedak Bayi!
Ilustrasi bedak tabur. (Sumber : Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nancy Cabibi, 71, seorang wanita asal Los Angeles menderita mesothelioma. Ia menduga kanker yang dialaminya disebabkan oleh bedak bayi.

Pada 2017 silam, Nancy mulai didiagnosis kanker yang menyerang lapisan paru-paru. Saat itu Nancy sudah menjalani operasi kemoterapi, radiasi dan imunoterapi.

Tetapi dilansir dari Daily Mail, penyebab kanker mesothelioma Nency belum diketahui secara jelas. Tetapi, hasil mutasi DNA membuktikan bahwa ada asbestos alias asbes yang bersarang di paru-parunya.

Asbes itulah yang merusak genetik dalam sel dan memicu kanker. Berawal dari hasil pemeriksaan itulah Nancy menuding bahwa bedak bayi yang digunakannya mengandung asbes penyebab kanker mesothelioma.

Baca Juga: Pria Ini Nekat Pencet Jerawat di Dahi, Ternyata Aslinya Kanker Kulit!

Perlu diketahui, mesothelioma termasuk jenis kanker langka yang menyerang kurang dari 0,3 persen penduduk di Amerika Serikat.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap asbes sebagai karsinogen yang bisa menyebabkan kanker paru-paru, laring, mesothelioma dan ovarium.

Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)
Ilustrasi kanker (Pixabay/PDPics)

Sebenarnya asbes adalah mineral, tetapi komposisinya berbahaya karena dapat dipisahkan menjadi serat mikroskopis yang tidak terurai secara alami.

Akibatnya, serat tersebut bersarang di paru-paru yang terpapar asbes bertahun-tahun. Lalu, kandungan itu akan merusak sel-sel sehat yang akhirnya menyebabkan kanker.

Faktanya, Asbestos.com memperkirakan bahwa antara 2 dan 10 persen dari semua orang yang terpapar asbes jangka waktu lama, mengembangkan pleural mesothelioma, sub-jenis kanker yang menyumbang 75 persen kasus.

Baca Juga: Rokok Buat Kanker Ria Irawan Makin Menyebar, Benarkah?

Gejala penyakit ini seperti batuk kering, mengi dan sesak napas. Biasanya gejala ini akan muncul setelah seseorang terpaparan selama 20 hingga 50 tahun alias ketika tumor sudah berkembang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI