Cegah Kematian karena Penyakit Menular, OKI Bikin Workshop Vaksin

Rabu, 02 Oktober 2019 | 07:05 WIB
Cegah Kematian karena Penyakit Menular, OKI Bikin Workshop Vaksin
Negara-negara yang terkumpul sebagai anggota Ogranisasi Kerjasama Islam (OKI) berkumpul di Jakarta, Indonesia, untuk melakukan workshop pencegahan kematian karena penyakit menular. (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cegah Kematian karena Penyakit Menular, OKI Bikin Workshop Vaksin

Negara-negara yang terkumpul sebagai anggota Ogranisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengaku menghadapi masalah yang sama yaitu terjadinya 45,6 persen kematian karena penyakit menular.

Indonesia yang ditetapkan sebagai Center of Excellence (COE) atau pusat penelitian unggulan kemudian menggelar OIC workshop yang diikuti 14 anggota OKI untuk menemukan cara memenuhi kebutuhan vaksin agar kematian akibat penyakit menular semakin berkurang.

"Sebagai salah satu negara anggota OKI yang memiliki kapasitas produksi vaksin dan produk bioteknologi, kita mengemban amanat untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas sesama negara anggota dalam pemenuhan kebutuhan vaksin dan memastikan bahwa vaksin yang sampai ke masyarakat memberikan hasil terbaik untuk peningkatan kesehatan," ujar Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek membuka acara workshop di Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarata Selatan, Selasa (1/10/2019).

Baca Juga: Vaksin Malaria Pertama di Dunia Akan Mulai Digunakan di Kenya

Diselenggarakannya workshop selama tiga hari hingga Rabu (3/10/2019) ini diharapkan mampu menemukan jalan keluar dan solusi sulitnya akses obat-obatan, vaksin, dan produk kesehatan lainnya. Berikut juga peralatan bioteknologi yang dibutuhkan dunia kesehatan agar taraf pengobatan semakin membaik.

Workshop ini juga diharapkan menjawab ketertinggalan negara anggota OKI dalam bidang produksi vaksin. Jadilah harapannya para anggota ini mampu membuat vaksin secara mandiri, termasuk pengadaan bahan-bahan obat.

"Saya ingin menyampaikan bahwa akses terhadap vaksin mencakup upaya substantif dalam mempertahankan kualitas vaksin terbaik untuk diberikan kepada pasien, komunitas, dan masyarakat," jelas Menkes.

"Untuk merealisasikan ini, diperlukan manajemen rantai dingin yang memenuhi syarat serta penataan distribusi dan layanan vaksin di setiap titik fasilitas kesehatan yang efektif dan efisien,” lanjutnya.

Data kesehatan masyarakat negera anggota OKI tahun 2010 hingga 2011, juga masih ditemukan kasus kematian ibu dan anak sejak 1990 akibat kekurangan gizi. Bahkan 36 persen anak-anak balita masih menderita stunting, dan 22 persen diantaranya kekurangan berat badan.

Baca Juga: Penelitian Sebut Vaksin Flu Bisa Cegah Penyakit Jantung dan Stroke

Di Indonesia sendiri, meski cenderung lebih baik, data Riskesdas 2018 menunjukkan angka imunisasi dasar anak berusia 12 hingga 23 bulan baru mencapai 83,1 persen, dan imunisasi lanjutan mencapai 57,9 persen. Angka ini terbilang jomplang, karena imunisasi haruslah merata dengan persentase yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI