Rencanakan Kehamilan, Ibu Milenial Wajib Tahu Ini Sebelum Punya Anak

Selasa, 01 Oktober 2019 | 10:00 WIB
Rencanakan Kehamilan, Ibu Milenial Wajib Tahu Ini Sebelum Punya Anak
Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi.M.Si,  dalam Hari Kontrasepsi Sedunia memberikan pemaparan soal manfaat alat kontrasepsi untuk perencanaan keluarga bahagia.(Suara.com/Silfa Humairah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rencanakan Kehamilan, Ibu Milenial Wajib Tahu Ini Sebelum Punya Anak

Ibu dari kalangan milenial diharapkan memiliki pilihan kapan siap merencanakan dan memiliki anak. Pentingnya Power of Options bagi ibu muda ini disampaikan pula oleh Psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi.M.Si,  dalam Hari Kontrasepsi Sedunia beberapa waktu lalu yang digelar di salah satu hotel di Jakarta.

Menurutnya, masyarakat Indonesia memberikan tuntutan bagi pasangan yang baru menikah untuk segera memiliki anak, bahkan segera menambah jumlah anak. Padahal jarak kehamilan ideal secara psikologis rentangnya 2-5 tahun. Menghadapi tuntutan sosial tersebut selayaknya seorang ibu berdaya untuk memilih apakah dan kapan ingin hamil dan memiliki anak. Dengan memilih, maka ia jadi lebih bertanggung jawab dalam menjalankan konsekuensinya.

Baca Juga: Peneliti Kembangkan Alat Kontrasepsi dari Anting-anting

“Kehamilan tidak direncanakan dapat memberikan berbagai risiko buat ibu dan anak. Demikian pula setelah lahir, kasih sayang antara ibu dan bayi (attachment) kurang berkembang optimal, sehingga tumbuh kembang psikologis anak jadi bermasalah. Sebaliknya dengan jarak kehamilan yang direncanakan, ibu juga dapat mengembangkan dirinya, mengurus  keluarga secara lebih optimal dan menjadi lebih bahagia,” kata Psikolog Anna Surti Ariani.

Lebih lanjut, Nina mengatakan, salah satu metode merencanakan keluarga yaitu dengan menggunakan kontrasepsi. Namun, ada banyak hambatan bagi ibu dalam menggunakan kontrasepsi, khususnya pil kontrasepsi.

Mulai dari lupa, sibuk, ketidakpahaman cara penggunaan pil kontrasepsi, terjadi perubahan besar dalam hidup (pindah rumah atau pindah kerja, bertengkar dengan pasangan, dan lainnya), travelling ke negara lain, tidak meletakkan pil di tempat yang mudah diambil, ketiadaan apotik atau pusat kesehatan yang menjual pil kontrasepsi, anggapan bahwa pil mahal, mengalami KDRT dan budaya.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, Nina menambahkan, ibu dapat melakukan beberapa hal seperti mencari segala informasi tentang penggunaan pil kontrasepsi, menentukan waktu paling nyaman untuk meminumnya, menggunakan dompet atau kantong yang selalu dibawa (tidak diganti-ganti) dan meletakkan pil kontrasepsi di dompet atau kantong tersebut, menggunakan alarm handphone sebagai pengingat.

“Peran suami sangat penting sebagai mitra dalam perencanaan keluarga. Berbagai hambatan yang muncul dari sisi ibu maupun dari lingkungan. Dengan adanya keterlibatan suami, hambatan ini bisa diminimalisasi dan diatasi. Dengan demikian keluarga dapat mengurangi terjadinya kehamilan tidak direncanakan, dan sebaliknya dapat menciptakan keluarga yang lebih bahagia,” jelasnya.

Inilah mengapa power of option sangat penting bagi ibu milenial untuk merencanakan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI