Suara.com - Bedah Jantung Kini Bisa Dianalisa dengan Perangkat Virtual Reality
Perangkat teknologi realitas maya atau yang kerap disapa virtual reality yang dikembangkan di Stanford and Lighthaus, Inc, California, AS yang memungkinkan pasien dan keluarga bisa melihat isi jantung manusia sebelum menjalani pembedahan.
Bo Aye menjelaskan bahwa putranya yang berusia 12 tahun, Orion, lahir dengan kelainan jantung dan akan menjalani bedah jantung keempatnya.
"Putra saya terlahir dengan kelainan jantung. Kami sudah mengetahui sejak kehamilan melalui serangkaian tes," ujar Bo Aye seperti mengutip VOAInonesia.
Baca Juga: Sambut Hari Jantung Sedunia, 3 Hal yang Dilakukan Pasien Saat Pemulihan!
Tapi hari ini adalah pertama kalinya ayah dan anak ini akan melihat jantung dalam bentuk realitas maya atau virtual reality (VR). Berkat perangkat teknologi virtual reality ini bernama Jantung Virtual Stanford, yang memperlihatkan kelainan dari segala sudut, sambil menggunakan sebuah headset virtual reality.
Dr. David Axelrod telah merawat Orion sejak lahir. Dia juga merupakan penasihat medis Jantung Virtual Stanford. Dia mengatakan pada mulanya proyeknya itu diciptakan bagi para mahasiswa medis, tapi dia mengatakan proyek itu juga berguna untuk membantu sejumlah anak dan keluarga mereka untuk lebih memahami prosedur yang rumit.
"Kami menggunakannya dengan sekelompok anak tertentu, untuk membantu menjelaskan beberapa kelainan jantung dan pembedahan yang dilakukan tim kami di Stanford," kata Axelrod, lektor di Standford Medicine.
"Luar biasa sekali kita bisa melihat bagian dalam jantung. Ini memungkinkan saya untuk memvisualisasi segala hal yang dialami Orion," kata Bo Aye.
Bagi anak-anak dan keluarga yang menghadapi bedah jantung, Jantung Virtual Stanford bisa membantu memahami dan bahkan memberikan ketenangan.
Baca Juga: Kardiomiopati Postpartum, Ancaman Penyakit Jantung Setelah Melahirkan