Bocah Obesitas di Karawang Meninggal, Sesak Napas karena Sakit Jantung?

Selasa, 01 Oktober 2019 | 06:15 WIB
Bocah Obesitas di Karawang Meninggal, Sesak Napas karena Sakit Jantung?
Satia Putra, bocah obesitas ekstrem dari Karawang. (Dok. ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bocah Obesitas di Karawang Meninggal, Sesak Napas karena Sakit Jantung?

Setia, bocah obesitas asal Karawang dengan berat lebih dari 100 kg, menghembuskan napas terakhir pada Minggu (29/9) lalu. Ia diketahui mengalami sesak napas terus-menerus sesaat sebelum meninggal dunia.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Siloam Kebon Jeruk, Prof. Dr. Ganesja M. Harimurti, Sp.JP mengatakan rasa sesak napas yang diderita Setia bisa jadi disebabkan otot jantung yang tidak bekerja maksimal, karena tertekan oleh timbunan lemak.

"Jadi otot jantungnya berlemak sehingga kemudian menganggu aktivitas daripada jantungnya, kolestrol tinggi apalah-apalah, jadi jantungnya mompanya nggak bagus, akibatnya dia sesak napas," ujar Prof.Ganesja di RS. Siloam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (30/9/2019)

Baca Juga: Sehari Makan 5 Piring, Ini Anjuran Dokter Bagi Bocah Obesitas Asal Karawang

Belum lagi berat Setia yang mencapai 100 kilogram membuatnya akan sulit bergerak, dan lemak semakin banyak menimbun tubuhnya termasuk organ jantung. Prof. Ganesja juga membenarkan sesak napas, jadi salah satu gejala penyakit jantung.

"Sesak napas itu tidak bisa bernafas dengan sempurna, seolah-olah kekurangan udara dan oksigen. Biasanya kalau jalan sedikit, sesak, atau mudah capek, dan tiba-tiba malam terbangun karena sesak," jelasnya.

Satia Putra (7) penyandang obesitas dengan berat badan mencapai 101 kg dibantu petugas medis dan kedua orangtuanya mengukur tinggi badan sebelum pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7). [ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar]
Satia Putra (7) penyandang obesitas dengan berat badan mencapai 101 kg dibantu petugas medis dan kedua orangtuanya mengukur tinggi badan sebelum pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7). [ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar]

Dalam kasus Setia, Prof. Ganesja mengingatkan untuk anak 7 tahun dan memiliki obesitas yang begitu parahnya, maka orang tua jangan lagi memandang hanya sekedar anak memiliki nafsu makan berlebih. Tapi lihatlah, bahwa ada yang tidak beres dengan hormon si anak, dan segera periksa ke dokter.

Belum lagi kalau jantung sudah diserang yang ditandai sesak napas pada orang obesitas, sangat sulit memberikan pertolongan pertama. Bahkan cenderung nihil alias tidak bisa diapa-apakan selain dibawa ke rumah sakit.

"Harus periksa kenapa anak 7 tahun 100 kg, biasanya kalau anak segemuk-gemuknya itu 7 tahun nggak sampai 100 kilo. Sehingga kemudian ada masalah pada anak itu, masalah pada hormon, sehingga dia jadi gemuk," tutup Prof. Ganesja.

Baca Juga: Satia Putra, Bocah Obesitas dengan Berat Badan 101 Kg

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI