Perilaku Remaja Dipengaruhi Perkembangan Otaknya
Selain rasa setia kawan atau solidaritas yang kuat, perilaku para pelajar yang ikut demonstrasi, menurut Vera, juga masih dipengaruhi oleh emosi yang belum terkontrol, sehingga sensasi mendobrak aturan menjadi sesuatu yang lebih mereka sukai.
"Ini memang ada kaitannya dengan perkembangan otak remaja, di mana bagian prefrontal cortex yang membantu berpikir rasional belum berfungsi optimal sehingga perilaku mereka masih dipengaruhi oleh emosi. Jadi, mereka memang rentan untuk berbuat di luar batas jika emosinya terpancing," terang Vera panjang lebar.
Agar tak terjadi lagi hal-hal yang tak diinginkan saat demonstrasi, Vera mengimbau, sekolah atau orangtua sebaiknya mengajak anak didiknya berdiskusi terlebih dahulu untuk memastikan pemahaman mereka mengenai isu apa yang akan mereka sampaikan saat berdemo.
Selain itu, kata Vera, cobalah membahas apa yang bisa mereka lakukan saat berdemo dan bagaimana menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain dan diri sendiri.
Baca Juga: Demo STM Melawan Satu Orang Tewas, Kapolri: Bukan Pelajar atau Mahasiswa
Dibandingkan berdemo, kata Vera, sebaiknya pelajar bisa diarahkan dengan kegiatan seperti diskusi terbuka yang membuat peluang bagi pelajar untuk mengirimkan wakilnya.
"Tapi yang lebih penting lagi adalah sosialisasi sehingga mereka paham betul apa yang ingin mereka perjuangkan sehingga bisa juga menyampaikan aspirasi secara jelas dan tepat sasaran," jelasnya.
Halaman selanjutnya, tentang aparat keamanan yang tidak mempunyai SOP menghadapi demonstran anak.