Tarra Budiman Takut Berumur Pendek karena Gaya Hidup, Apa Hubungannya?

Sabtu, 28 September 2019 | 19:15 WIB
Tarra Budiman Takut Berumur Pendek karena Gaya Hidup, Apa Hubungannya?
Pasangan artis Tarra Budiman dan Gya sadiqa. [suara.com/Puput Pandansari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selebriti Tarra Budiman mengaku akan mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat demi putra semata wayangnya, Kalea Jada Agyra.

Ia mengatakan, dirinya bekerja di tempat yang tidak mengenal waktu sehingga kewalahan ketika kesehatan tubuh menurun.

"2013 saya banyak mengalami kewalahan badan drop dan sakit. Dari situ saya pikir hidup sehat, ganti lifestyle, makan selektif dan olahraga," jelas Tarra, melansir Matamata.

Selain itu, Tarra juga takut usianya tidak akan panjang sehingga tidak dapat melihat perkembangan sang anak.

Baca Juga: Takut Umur Pendek, Tara Budiman Ubah Gaya Hidup Sehat

"Pas punya anak sakit, (saya) ketakutan, saya nggak ingin lihat sampai di umur kuliah. Saya mau ada terus untuk dia, dia yang menjadi motivasi Tarra menjalankan hidup sehat," lanjutnya.

Gaya hidup yang tidak sehat tentu dapat menyebabkankan berbagai masalah kesehatan.

Bahkan, menurut penelitian yang dilansir dari Telegraph UK, gaya hidup tidak sehat dapat mengurangi usia hingga 23 tahun.

Orang-orang yang mengembangkan kondisi yang dapat dicegah, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2, akan 'memotong' hidup menjadi lebih pendek.

Tarra Budiman dan Gya Shadiqah ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017) [suara.com/Ismail].
Tarra Budiman dan Gya Shadiqah ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (19/1/2017) [suara.com/Ismail].

Bagi seorang pria berusia 40-an dan menderita dari ketiga kondisi tersebut mengurangi kehidupan hingga 23 tahun. Jadi, misal orang tersebut sebenarnya memunyai harapan hidup hingga usia 78 tahun, justru turun menjadi 55 tahun.

Baca Juga: Bagi Tips Gaya Hidup Sehat, Selebgram Seksi Ini Malah Dihujat Warganet

"Kami menunjukkan bahwa memiliki kombinasi diabetes dan penyakit jantung dikaitkan dengan harapan hidup yang jauh lebih rendah," kata Dr Emanuele Di Angelantonio dari Department of Public Health and Primary Care di University of Cambridge.

Data ini adalah hasil dari studi yang telah dilakukan selama 50 tahun.

Para penulis penelitian menganalisis data 1,2 juta orang untuk memperkirakan pengurangan harapan hidup terkait dengan berbagai kondisi termasuk diabetes, stroke, serangan jantung dan penyakit lainnya.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 135.000 meninggal selama periode penelitian.

"Hasil kami menyoroti pentingnya mencegah penyakit jantung dan stroke di antara pasien dengan diabetes, dan juga mencegah diabetes di antara pasien penyakit jantung," kata Profesor John Danesh, Head Departement of Public Health and Primary Care University of Cambridge.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI