Suara.com - Tubektomi atau ligasi tuba merupakan satu dari sekian jenis kontrasepsi untuk perempuan.
Tuba mengacu pada tuba falopi dan legasi berarti mengikat. Jadi, ini adalah prosedur operasi di mana tuba falopi Anda diikat agar sperma tidak masuk ke ovarium.
Proses ini juga bisa disebut sebagai sterilisasi wanita. Bagi Anda yang ingin melakukan jenis kontrasepsi ini sebaiknya dipikirkan baik-baik karena bersifat permanen, meski sebenarnya dapat dibalik dengan operasi lain.
Pada kebanyakan wanita yang tidak ingin hamil cara ini cukup berhasil, menurut WebMD. Hanya ada sekitar satu dari 200 wanita yang hamil setelah tuba ligasi.
Baca Juga: Gel Kontrasepsi untuk Pria Pertama Kali Diuji Coba, Bisa Gantikan Pil KB
Tidak perlu khawatir, kontrasepsi ini tidak memengaruhi hormon. Artinya, Anda masih tetap bisa menstruasi atau menopause.
Selain itu, tubektomi juga tidak menyebabkan efek samping seperti pil KB. Seperti perubahan suasana hati, kenaikan berat badan, atau sakit kepala.
Atau efek samping seperti IUD atau KB spiral, yaitu kram, menstruasi yang lebih berat hingga bercak.
Meski tuba falopi diikat, hal ini tidak akan memengaruhi kehidupan seksual Anda. Anda masih dapat bergairah dan orgasme.
Justru, menurut Dr. Anthony Smith dari La Trobe University di Melbourne, Australia, setelah tubektomi wanita memiliki risiko lebih rendah terhadap masalah seksual tertentu dan cenderung lebih bahagia dengan kehidupan seksual mereka.
Baca Juga: Geger, Hotel Ini Diduga Cemari Sungai dengan Alat Kontrasepsi
Tidak jelas mengapa mereka memiliki fungsi seksual yang lebih baik, melansir Reuters.