Tahun Kelima POPM, Targetkan Indonesia Bebas Penyakit Kaki Gajah

Jum'at, 27 September 2019 | 20:03 WIB
Tahun Kelima POPM, Targetkan Indonesia Bebas Penyakit Kaki Gajah
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonik Dr. Nadia Tarmizi, M.Epid dalam acara Bulan Temu Media di Gedung Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019). (Suara.com/Dini Afriani Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki tahun ke-5, pemerintah siap mengeliminasi filariasis atau dikenal sebagai penyakit kaki gajah melalui pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) selama Oktober 2019.

POPM ini akan dilakukan di sebanyak 118 kabupaten/kota endemis filariasis. Daerah tersebut akan diberikan obat DEC 6 mg/kg BB dan dikombinasikan melalui Albendazole 400 mg yang dikonsumsi satu kali selama lima tahun.

"Terget pemberian POPM minimal 65 persen, terhadap mereka yang berumur 2 sampai 70 tahun. Kenyataannya beberapa provinsi lebih dari 65 persen, dan rata-rata 78 persen di tahun sebelumnya," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonik, Dr. Nadia Tarmizi, M.Epid, dalam acara Bulan Temu Media di Gedung Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2019).

Seperti empat tahun sebelumnya, target pencapaian POPM ini 65 persen dari jumlah penduduk. Kepulauan Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua adalah beberapa provinsi yang masih terdapat beberapa daerah yang akan mendapat POPM. Walau masih di atas batas minimal, di antara semua daerah lainnya, Papua dan Sulawesi Barat selalu di bawah angka rata-rata penerima POPM yakni di bawah 70 persen.

Baca Juga: Kota Bekasi Belum Bebas dari Penyakit Kaki Gajah

Pemberian obat nantinya akan diberikan secara langsung ke lapangan selama sebulan penuh, termasuk menghampiri rumah penduduk. Bahkan untuk anak-anak sekolah, petugas kesehatan akan mendatangi langsung ke sekolah untuk mendata dan memberikan obat.

"Tapi jika dia berhalangan di bulan Oktober, dan kembali ke kota tempat pemberian POPM, dia bisa mengakses secara gratis ke puskesmas terdekat dengan memberikan datanya. Tapi jika cuma sekedar pergi bekerja atau tidak di lokasi, petugas nantinya akan terus mendatangi mereka yang belum menerima obat," tutur Nadia.

POPM ini dimungkinkan jadi pelaksanaan terakhir untuk menghapus penyakit kaki gajah, mengingat waktu 5 tahun dipandang sebagai waktu yang cukup untuk menekan cacing filaria dalam darah. Namun, untuk mengatakan bebas tidaknya dari kaki gajah, harus dilakukan survei lebih dulu selama 6 tahun.

"Tapi targetnya tidak boleh kurang dari 65 persen, karena kalau kurang itu kita sudah gagal untuk POPM. Yang ada, POPM akan diperpanjang. Harusmya POPM selesai (di 2019), tapi kita menunggu sertifikasi itu 6 tahun, harus survei eliminasi itu 3 kali berturut-turut selama setiap dua tahun," paparnya.

Data Kemenkes menunjukkan dari sebanyak 236 kabupaten/kota sebagai daerah endemis filariasis atau kaki gajah, 118 kabupaten/kota telah menyelesaikan POPM dan memasuki tahap surveilans. Sebanyak 36 kabupaten/kota di Indonesia dinyatakan eliminasi kaki gajah.

Baca Juga: Kasus Kaki Gajah Ditemukan di Mukomuko

Sekedar informasi, POPM filariasis ini telah dilaksanakan selama 5 tahun sejak Oktober 2015, melalui pencanangan nasional Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) setiap Oktober. Puncak BELKAGA akan dilaksanakan di Kabupaten Malaka 4 Oktober 2019 bertajuk 'Keluarga Indonesia Bebas Kaki Gajah'.

REKOMENDASI

TERKINI