Kenapa Lapar Bikin Mudah Marah? Dokter Jelaskan Kondisi Medis yang Terjadi

Jum'at, 27 September 2019 | 06:30 WIB
Kenapa Lapar Bikin Mudah Marah? Dokter Jelaskan Kondisi Medis yang Terjadi
Kenapa Lapar Bikin Mudah Marah? Dokter Jelaskan Kondisi Medis yang Terjadi [ilustrasi by shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenapa Lapar Bikin Mudah Marah? Dokter Jelaskan Kondisi Medis yang Terjadi

Menurut data Crimson Hexagon 2019, lebih dari 70 ribu unggahan kemarahan dan ujaran kebencian muncul di media sosial Twiter setiap hari. Lebih spesifik, tweet negatif itu muncul pada jam-jam lapar atau menjelang waktu ideal.

Dijelaskan oleh Ahli Gizi dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK., berdasarkan jurnal penelitian baru pada 2018, orang-orang yang tidak makan selama 5 jam lebih sensitif dan mudah marah, daripada orang-orang yang mengkonsumsi snack setiap satu jam.

(dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, Ahli Gizi), (Sarah Ayu, Social Media Influencer and content creator), (Anissa Perzatadietha, Marketing Manager RTE & Beverages, Kraft Heinz ABC Indonesia) [Suara.com/Vessy]
(dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, Ahli Gizi), (Sarah Ayu, Social Media Influencer and content creator), (Anissa Perzatadietha, Marketing Manager RTE & Beverages, Kraft Heinz ABC Indonesia) [Suara.com/Vessy]

"Orang-orang yang lapar lebih memperlihatkan perasaan negatif, mudah marah dan sensitif. Mereka lebih mudah terpancing emosi ketika menunda makan pada waktu makan pagi, siang, dan malam," ujar dokter Juwalita saat ditemui Suara.com, Kamis (26/9/2019) di Jakarta Selatan.

Baca Juga: Manusia Bisa Bertahan Tinggal di Mars, Asalkan Makan Ini

Berdasarkan fakta di atas, ia pun menjelaskan tentang apa yang terjadi pada kondisi tubuh, yakni antara yang terjadi di lambung, otak, perasaan, dan reaksi.

"Kalau membahas soal makanan kita membahas soal sumber energi. Sumber energi itu berasal dari glukosa. Kalau glukosa turun setelah 1/2 jam makan dia mulai mencari asupan glukosa. Sebab otak sangat mencari yang namanya gula," paparnya.

Nah, pada saat lambung kosong dan perut lapar, orang-orang perilakunya berubah. Ketika gula darah turun, tubuh mengeluarkan hormon ghrelin yang menyebabkan stress. Lalu mengganggu hormon kortisol yang menyebkan kondisi tubuh tidak enak. Sehingga perilaku burubah dan ucapan bisa kacau.

"Saat itu, Neuropeptida Y yakni peptida yang paling banyak di saraf pusat otak dan sumsum tulang belakang, mengakibatkan perilaku agresif lebih. Jadi orang-orang marah gampang mengeluarkan kata-kata kasar," jelasnya lebih lanjut.

Dikatakan oleh dokter Juwalita, biasanya kalau lagi sibuk kerja orang males makan. Seperti tidak mau berhenti, padahal energi sudah hampir habis. Ketika pekerjaan selesai, rasanya ingin nonjok orang.

Baca Juga: Demi Anaknya Bisa Makan Roti, Wanita Ini Tahan Lapar dengan Makan Es Batu!

"Makanya sediakan snack yang bisa dijadikan sumber energi sebagai sumber cadangan energi lebih. Kondisi marah karena lapar atau Maper ini perlu dijelaskan ke publik agar dapat dipahami sepenuhnya," tukas dokter Juwalita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI