Suara.com - Demo yang berakhir ricuh membuat aparat kepolisian melepaskan sejumlah tembakan gas air mata untuk membubarkan massa di belakang gedung DPR, pada Selasa (24/9/2019).
Akibatnya, tidak sedikit demonstran yang menjadi korban akibat terkena paparan gas air mata tersebut. Seperti batuk, muntah hingga pingsan.
Gas air mata memang dapat melemahkan ketika tubuh terkena paparan senyawa kimia. Efeknya adalah iritasi mata, kulit, hingga paru-paru, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Dari berbagai informasi, ternyata masih banyak berkembang mitos tentang perlindungan dari gas air mata.
Baca Juga: Bentrok di Gedung DPR, Begini Efek Gas Air Mata pada Tubuh
Melansir International News Safety Institute, berdasarkan ahli senjata kimia SecureBio, berikut beberapa mitosnya.
1. Mitos: Rendam kain atau bandana dalam cuka sari apel dan tutupi mulut Anda dengan erat.
Fakta: Asam yang terkandung di dalam cuka tidak menyediakan cukup perlindungan untuk melawan gas air mata.
2. Mitos: Lumuri jeruk nipis atau jus lemon di bagian dalam kain dan tutupi mulut dengan erat
Fakta: Seperti prinsip cuka sari apel, tetapi ini harus dihindari.
Baca Juga: Bukan Pasta Gigi, Ini Langkah Pertolongan Pertama Saat Kena Gas Air Mata
3. Mitos: Oleskan pasta gigi di bawah mata
Fakta: Karena gas air mata, yang termasuk dalam RCA (Riot Control Agents), dan pasta gigi dibuat dari berbagai bahan kimia serta menggunakan berbagai metode pembuatan, hampir tidak mungkin memprediksi reaksi yang akan terjadi.
4. Mitos: Mengendus bawang yang baru dipotong
Fakta: Mengendus dan mendekatkan bawang yang telah dipotong ke mata tidak akan mengurangi iritasi akibat gas air mata.
Hal yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan masker gas dan kacamata.
Jika tidak memilikinya, tutup mulut dan hidung Anda dengan kain atau gunakan bagian dalam pakaian Anda untuk melindungi jalan napas (bagian luar pakaian kemungkinan terkontaminasi).