Mitos Perlindungan dari Gas Air Mata, dari Pasta Gigi hingga Air Lemon

Selasa, 24 September 2019 | 20:45 WIB
Mitos Perlindungan dari Gas Air Mata, dari Pasta Gigi hingga Air Lemon
Polisi saat melepaskan gas air mata untuk membubarkan mahasisa di belakang gedung DPR, Senayan. (Suara.com/Novian).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demo yang berakhir ricuh membuat aparat kepolisian melepaskan sejumlah tembakan gas air mata untuk membubarkan massa di belakang gedung DPR, pada Selasa (24/9/2019).

Akibatnya, tidak sedikit demonstran yang menjadi korban akibat terkena paparan gas air mata tersebut. Seperti batuk, muntah hingga pingsan.

Gas air mata memang dapat melemahkan ketika tubuh terkena paparan senyawa kimia. Efeknya adalah iritasi mata, kulit, hingga paru-paru, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Dari berbagai informasi, ternyata masih banyak berkembang mitos tentang perlindungan dari gas air mata.

Baca Juga: Bentrok di Gedung DPR, Begini Efek Gas Air Mata pada Tubuh

Melansir International News Safety Institute, berdasarkan ahli senjata kimia SecureBio, berikut beberapa mitosnya.

Suasana ricuh di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9). [Suara.com/Oke Atmaja]
Suasana ricuh di depan Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9). [Suara.com/Oke Atmaja]

1. Mitos: Rendam kain atau bandana dalam cuka sari apel dan tutupi mulut Anda dengan erat.

Fakta: Asam yang terkandung di dalam cuka tidak menyediakan cukup perlindungan untuk melawan gas air mata.

2. Mitos: Lumuri jeruk nipis atau jus lemon di bagian dalam kain dan tutupi mulut dengan erat

Fakta: Seperti prinsip cuka sari apel, tetapi ini harus dihindari.

Baca Juga: Bukan Pasta Gigi, Ini Langkah Pertolongan Pertama Saat Kena Gas Air Mata

3. Mitos: Oleskan pasta gigi di bawah mata

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI