Beberapa Mitos HIV yang Masih Dipercaya, Salah Satunya soal Transfusi Darah

Selasa, 24 September 2019 | 18:10 WIB
Beberapa Mitos HIV yang Masih Dipercaya, Salah Satunya soal Transfusi Darah
Ilustrasi virus HIV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sedangkan kedua adalah dengan berbagi peralatan obat - jarum, jarum suntik.

- Mitos: mudah mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV

Setiap orang memiliki gejala HIV yang bervariasi. Sehingga satu-satunya cara untuk tahu seseorang mengidap penyakit ini adalah dengan memeriksakannya.

Misalnya, satu gejala HIV tahap 1 adalah gejala mirip flu - pikirkan demam, menggigil, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan.

Baca Juga: Heboh Wanita Tak Tertular HIV dari Suami Setelah Hubungan Seks, Kok Bisa?

Tetapi beberapa orang yang tertular HIV tidak akan merasa sakit sampai tahap penyakit selanjutnya.

Terlebih, gejala-gejala ini tidak selalu berarti seseorang mengidap HIV dan bisa menjadi penyakit yang lainnya.

(Shutterstock)
Ilustrasi sakit (Shutterstock)

- Mitos: jika sama-sama penderita HIV dengan pasangan, maka tidak perlu pakai pengaman

Mungkin logis jika dua orang memiliki infeksi yang sama, mereka tidak memiliki kesempatan untuk menularkan satu sama lain, tetapi ada beberapa jenis HIV.

Artinya, seseorang dan pasangannya dapat memiliki dua jenis HIV yang berbeda. Sehingga dapat saling menginfeksi jika tidak menggunakan perlindungan.

Baca Juga: HIV AIDS di Tulungagung Kian Tinggi, Sebulan Rata-Rata 30 Orang Terdeteksi

Jika saling menginfeksi, kedua pasangan harus mengubah jenis perawatan yang sudah dijalankan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI