Beberapa Mitos HIV yang Masih Dipercaya, Salah Satunya soal Transfusi Darah

Selasa, 24 September 2019 | 18:10 WIB
Beberapa Mitos HIV yang Masih Dipercaya, Salah Satunya soal Transfusi Darah
Ilustrasi virus HIV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada 2015, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan sebanyak 1,1 juta orang di AS mengidap human immunodeficiency virus (HIV).

Penyakit yang membuat sistem kekebalan tubuh penderita lemah dan membuat mereka rentan terhadap penyakit dan infeksi lainnya.

Namun, ternyata hingga kini masih banyak informasi salah terkait HIV dan virusnya sendiri.

Melansir INSIDER, berikut beberapa mitos yang berkembang di masyarakat dan masih dipercayai.

Baca Juga: Heboh Wanita Tak Tertular HIV dari Suami Setelah Hubungan Seks, Kok Bisa?

- Mitos: HIV dan AIDS adalah hal yang sama

HIV terjadi dalam tiga tahap yang berbeda, dengan AIDS hanya berperan jika seseorang tidak menerima pengobatan HIV.
Diperlukan 10 tahun bagi penderita HIV yang tidak diobati untuk mengidap AIDS.

Demam, Flu, Termometer. (Shutterstock)
Ilustrasi gejala HIV (Shutterstock)

- Mitos: Seseorang akan terkena HIV jika mereka donor atau mendapat transfusi darah

Dalam hal mendonorkan darah, tidak mungkin tertular HIV selama prosesnya karena darah yang dikumpulkan dilakukan dengan teknik steril termasuk jarum yang bersih.

Menurut CDC, memang mungkin seseorang tertular HIV ketika mereka menerima transfusi darah. Tetapi, dengan pengujian dan pembatasan donasi yang ketat seperti sekarang, kasus ini jarang terjadi.

Baca Juga: HIV AIDS di Tulungagung Kian Tinggi, Sebulan Rata-Rata 30 Orang Terdeteksi

Saat ini, kemungkinan besar seseorang akan tertular HIV satu dari dua cara. Yaitu yang pertama adalah dengan melakukan hubungan seks anal atau vaginal tanpa pengaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI