4 Mitos tentang Kecerdasan Anak, Apakah Anda Percaya Salah Satunya?

Senin, 23 September 2019 | 18:10 WIB
4 Mitos tentang Kecerdasan Anak, Apakah Anda Percaya Salah Satunya?
Ilustrasi kecerdasan anak, pendidikan anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Semua anak yang lahir ke dunia memiliki peluang tumbuh menjadi anak yang cerdas. Tetapi, kecerdasan anak ini juga tak jauh dari cara didik orang tua.

Saat ini mungkin masih banyak orang yang mengira bahwa kecerdasan adalah sebuah warisan dari orang tua pada anaknya. Hal itu bisa jadi salah dan benar, karena tergantung dari cara didik orang tuanya.

Melansir dari Healthy Life Tricks, adapun beberapa mitos tentang kecerdasan anak.

1. Anak tidak akan cerdas jika "gen" orang tuanya buruk

Baca Juga: Obesitas Dapat Meningkatkan Perkembangan Sel Kanker, Apa Hubungannya?

Salah. Pada kenyataannya, kecerdasan anak bukan sebuah warisan gen atau keturunan dari orang tuanya. Melainkan, kecerdasan anak lebih tergantung pada lingkungan tempatnya tumbuh dan berkembang.

Dalam lingkungan sederhana dan orang tua yang tidak berpendidikan tinggi, seorang anak masih punya peluang tumbuh cerdas jika orang tua mendidiknya lebih baik.

Ilustrasi anak main balok. (Shutterstock)
Ilustrasi anak main balok. (Shutterstock)

2. Kecerdasan anak hanya dipupuk dari masa kecil lalu selanjutnya akan mengalir

Salah. Beberapa psikolog Amerika justru menemukan anak yang memiliki ibu dengan kecerdasan rendah dan selalu mengurus perkembangan serta keperluan anak. Setelah beberapa tahun, anak mereka justru memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

3. Anak akan berkembang pesat jika berbicara dengan orang dewasa

Baca Juga: Informasi yang Tepat Bantu Tumbuh Kembang Penyintas Autisme

Benar. Seorang anak akan tumbuh lebih cerdas jika sering berinteraksi dengan orang dewasa atau orang lain di atas usianya. Apalagi jika mereka mengajaknya berbicara, berpikir dan mengoreksi setiap kesalahannya.

4. Anak akan cerdas jika dididik mengembangkan pemikiran logisnya

Salah. Psikolog telah memonitor evolusi kecerdasan jangka panjang dari sekelompok individu antara usia 6 dan 24 tahun. Mereka mencatat bahwa tingkat pemikiran logis jauh lebih tinggi dalam hal remaja dan kaum muda.

Pada usia 6 tahun, anak lebih kuat dalam hal imajinasi. Jadi, jangan terlalu dini membiarkan anak berpikir dengan logikanya. Lebih baik Anda membantu mereka mengembangkan imajinasinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI