Suara.com - Ingat Ya, Demensia karena Alzheimer Bukan Penyakit Keturunan
Demensia karena Alzheimer merupakan penyakit yang tak hanya membuat lansia mudah lupa, tapi juga mengubah kepribadiannya. Lalu, benarkah penyakit ini memiliki sifat keturunan?
Dr. dr. Yuda Turana, SpS(K), pakar saraf dari Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya mengatakan, demensia karena alzheimer bukanlah penyakit keturunan.
Dengan kata lain, lansia pengidap penyakit ini tidak serta merta membuat anaknya akan memiliki kondisi serupa saat tua.
Baca Juga: Peneliti: Orang yang Menikah dan Cerai Berisiko Alami Demensia
"Jadi bukan berarti ketika orangtua demensia, anaknya juga pasti akan demensia juga, tidak begitu. Tapi keturunan itu faktor risiko. Kalau anaknya tidak menjaga diri, tidak gaya hidup sehat, dan kena demensia, jangan salahkan orangtua, salahkan diri sendiri karena demensia bukan warisan," tutur dr Yuda, dalam seminar awam Demensia karena Alzheimer di Unika Atma Jaya, Semanggi, baru-baru ini.
Kenapa disebut faktor risiko? Dijelaskan dr Yuda, keturunan hanyalah salah satu faktor. Faktor risiko lain seperti penyakit metabolik, gaya hidup tidak sehat, merokok, hingga kegemukan menjadi faktor penyebab demensia yang juga harus diperhatikan.
Selain gaya hidup dan keturunan, jenis kelamin juga memegang risiko tersendiri. Dikatakan dr Yuda, perempuan lebih rentan mengalami demensia karena Alzheimer daripada lelaki.
Hal ini terjadi karena faktor hormonal, di mana hormon estrogen perempuan menyusut dengan cepat ketika menopause dan memasuki usia lansia. Sementara untuk lelaki, hormon testosteron turun secara perlahan.
"Selain itu juga karena usia yang lebih panjang untuk perempuan, membuatnya lebih rentan kena demensia daripada lelaki," tandasnya.
Baca Juga: Alami Demensia, Bagaimana Cegah agar Pikun Tidak Makin Memburuk?